KUKAR, PROKALTIM – Curah hujan yang tinggi ditambah persoalan klise yakni efek tambang batu bara yang tak kunjung selesai, menjadikan lima dusun dan dua desa terendam (lagi) setinggi 150 cm, ini terjadi juga disepanjang bantaran sungai Loa Haur, Jum’at (1/1), efeknya petani pun gigit jari, gagal panen.
“Hampir 60% gagal panen, luas lahan sekitar 5 hektar berada di dua desa, yakni 1 hektar di Dusun Jahuq, Bakungan dan 4 hektare di Desa Loa Duri Ulu, Dusun Gintung” Ujar Suryanto (45), salah satu petani yang media ini temui.
“Telah di evakusi dua kepala keluarga, yakni di Dusun Jahuq, Bakungan, tercatat ada 36 rumah yang terendam diantaranya RT 20 (17 rumah), RT 31 (13 rumah), RT 10 (6 rumah), tak lupa juga kami sampaikan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Akp Yasir, Kapolsek Loa Janan.
Terpantau sejak pagi, air mulai masuk 30 cm dalam rumah, kondisi air keruh dan bercampur lumpur dan pasir, dan sekarang sekitar setinggi kepala orang dewasa.
“Sementara kami dari perangkat desa menyiapkan bantuan logistik untuk masyarakat terdampak” ujar Alusdiansyah, Kepala Desa Bakungan.
Kejadian ini, Alusdiansyah melanjutkan, seperti kejadian dua tahun silam, tepatnya April 2018.
“Warga berharap, semoga saja tidak hujan lagi, agar cepat surut, walaupun biasanya keadaaan seperti ini bisa berlangsung 4-6 hari kedepan, kami sangat memerlukan bantuan seperti makanan, perlengkapan bayi dan lainnya, apalagi saat malam, kami semua tidak bisa banyak beraktivitas, listrik dipadamkan mulai tadi pagi” ucap Mastirah (27), warga RT 21 salah satu korban banjir.
Walaupun dilanda banjir, tercatat banyak warga yang menolak evakusi, medan berlumpur serta arus yang deras membuat para relawan dilapangan extra hati-hati.
“Untuk sementara ini kami buka tenda darurat sebagai posko induk agar memudahkan kordinasi dilapangan dan dua perahu sebagai alat transportasi,” Ujar Edi purwanto, relawan Bakungan Mandiri didampingi H. Mahfud, Rescue Sahabat Loa Duri. (Sam/adl)