SAMARINDA, PROKALTIM – “Lebih baik bekas tapi asli, daripada baru tapi palsu”, sebuah kalimat yang menarik perhatian saat diskusi sore, Minggu (3/1) itu.
Lokasinya di Jalan Re Martadinata, Teluk Lerong, tepat berhadapan dengan Sungai Mahakam, berada di lantai dua, satu gedung dengan kantor Peradi Samarinda.
Tak terkesan seperti pasar bekas pada umumnya, deretan baju, celana, sepatu, topi dan beberapa barang lainnya, tertata rapi, bersih rasa anak muda.
“Stigma pasar bekas itu lusuh, penuh tumpukkan dan tidak rapi, liat saja biasanya pakaiannya seperti baju kena cakar mungkin itu juga disini terkenal dengan istilah baju cakar” ujar Bayu, salah satu penjual di pasar bekas ini.
Inilah yang mulai diubah Bayu dan kawan-kawan, mengubah pandangan ini, benar saja, penjualnya pun sangat fashionable, barang yang dijual juga walau bekas, kondisinya disulap tampak seperti baru, wangi dan menarik.
“Banyak yang datang kesini tak hanya berburu karena murah, melainkan karena brand ternama, contoh saja ada baju yang barunya Rp 16 juta, disini bisa didapatkan cuma Rp 500 ribu, sepatu yang harganya barunya belasan juta, disini bisa didapatkan ratusan ribu,” ucap Bayu sambil menunjukkan barang yang dimaksud.
Dulu anak muda terkesan malu untuk ke pasar bekas, karena biasanya didominasi oleh orang dewasa, namun kini setelah dilakukan perubahan dalam tampilan dan kemasan maka semakin disukai. (adl)