BALIKPAPAN, PROKALTIM – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia selaku induk perusahaan, menerima sertifikasi ISO 50001:2018 dari lembaga sertifikasi Intertek Certification Gmbh untuk Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS).
Sertifikasi itu diberikan karena Lapangan SPS telah memenuhi persyaratan dalam pengelolaan penggunaan energi pada mesin-mesin utama di Peciko Processing Area (PPA). Upaya ini telah menghemat biaya sebesar Rp 11 miliar selama Januari-Agustus 2020, yakni melalui program deaktivasi LP Compressor dan pelaksanaan Preventive Maintenance.
Sertifikasi ISO 50001:2018 merupakan standar untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola penggunaan energi dan mengukur kinerja energi secara berkelanjutan. Penyerahan kepada PHM berlangsung di sela-sela acara Bimbingan Teknis Pengelolaan Energi Pada Kegiatan Industri Hulu Migas yang dilakukan secara daring, Rabu (10/3). Sertifikat diserahkan Regional Managing Director Intertek Certification Gmbh, Jose Richard Gamo kepada Kepala Lapangan SPS PHM, Herry Junaedy.
Acara bimbingan teknis tersebut dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yakni Koordinator Bimbingan Teknis dan Kerjasama Konservasi Energi Ditjen EBTKE, Hendro Gunawan; Koordinator Pengawasan Konservasi Energi, Endra Dedy Tamtama.
Selain itu, kegiatan juga dihadiri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni Kepala Sub Direktorat Monitoring, Pelaporan, Verifikasi dan Registri Aksi Mitigasi Sektor Berbasis Non Lahan, Hari Wibowo. Sedangkan dari Manajemen PHM diwakili VP Health Safety Environment and Quality, Yoseph Gunawan.
Yoseph Gunawan dalam kesempatan itu mengatakan, WK Mahakam menempuh perjalanan cukup panjang untuk mencapai sertifikasi ISO 50001:2018. Langkahnya dimulai dengan Audit Energi pada 2018 dan mengangkat auditor energi maupun manager energi yang tersertifikasi di Lapangan SPS.
“Selanjutnya pada April 2019 dimulailah proses sertifikasi ISO 50001:2018, pada Juni 2020 dimulailah audit internal untuk sertifikasi ini yang dilanjutkan dengan tiga tahapan audit eksternal sampai diterbitkannya sertifikat ISO 50001:2018 pada bulan November 2020,” jelasnya.
Sertifikasi ini berhasil diraih karena PHM berhasil menunjukkan sejumlah keunggulan, yaitu komitmen penuh seluruh jajaran manajemen PHM dan tim di lapangan dalam mengimplementasikan program pengelolaan energi.
Selanjutnya, semua tim yang terlibat memperlihatkan pengetahuan tinggi dalam perawatan dan pemeliharaan peralatan operasi, adanya integrasi antara ISO 50001:2018 dan ISO 140001 Sistem Manajemen Lingkungan yang telah diterapkan selama 10 tahun, didukung dengan sistem manajemen di perusahaan yang baik, dan Peciko Processing Area sendiri terbukti mampu menghemat energi.
“Sebagai sebuah perusahaan minyak dan gas, PHM menyadari bahwa upaya pengelolaan energi akan berdampak signifikan dalam mendukung lingkungan yang bersih dan sehat,” kata Yoseph.
Lebih lanjut Yoseph menguraikan, PHM senantiasa memprioritaskan pengelolaan penggunaan energi dalam menjalankan usaha kegiatan hulu migas. Pada tahun 2020, SPS merupakan site dengan pemakaian energi terbesar di WK Mahakam, yaitu mencapai 25 persen. Berdasarkan data, sepanjang Januari-Desember 2020, angka penghematan energi PHM mencapai 1.674.527 Gj atau setara dengan energi yang dihasilkan dari pembangkit listrik sebesar 20,23 MWH, dengan pengurangan emisi CO2 sebesar 134.080 ton per tahun.
Sementara itu, Pjs VP QHSE PT Pertamina Hulu Indonesia, Benyamin Argubie mengapresiasi upaya PHM dalam melakukan upaya pengelolaan energi secara berkelanjutan.
“Diterimanya ISO 50001:2018 adalah sebuah terobosan karena sertifikasi ini merupakan yang pertama di WK Mahakam,” katanya.
Hal senanda diungkapkan Manajer Senior K3LL SKK Migas, Kosario M Kautsar. Dirinya juga mengucapkan selamat kepada PHM atas sertifikasi ISO 50001:2018 ini.
“SKK Migas berharap sertifikasi ini bisa diterapkan ke lapangan lain dan menjadi baseline untuk konservasi energi di WK Mahakam dan ke depannya bisa diintegrasikan dengan sistem manajemen lain yang memungkinkan PHM menjalankan operasi secara lebih efektif dan biaya operasi yang lebih efisien,” ujarnya.
Kemampuan PHM mengumpulkan data terkait penggunaan energinya merupakan wujud dukungan terhadap upaya Pemerintah untuk digitalisasi sistem data pengelolaan energi yang berada di bawah koordinasi Kementerian ESDM maupun mitigasi perubahan iklim yang berada di bawah koordinasi Kementerian LHK. (dah)