SAMARINDA, PROKALTIM- Tak hanya penyebaran Covid-19 saja yang harus dikhawatirkan, kini Demam Berdarah Dengeu (DBD) juga harus diberikan fokus penanganan, seorang anak laki-laki warga Jalan P Hidayatullah, Gang Bhakti, Kelurahan Samarinda Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota berusia 12 tahun meninggal dunia pada Jumat, (12/6) akibat terserang DBD
Awalnya pihak keluarga menganggap bahwa Naufal Mustaqim hanya sakit demam biasa. Mengetahui kepastian bahwa Naufal terserang DBD setelah kondisinya memburuk, pihak keluarga memutuskan untuk membawanya ke salah satu rumah sakit swasta di Samarinda Ulu.
“Naufal itu keponakan saya, kami tidak tahu menau jika sakit yang diderita keponakan saya itu DBD, sempat muntah darah, setelah dibawa kerumah sakit, tim dokter menjelaskan kalau Naufal terserang DBD,” Ungkap Reni Ketua RT 32 Pada Selasa (15/6).
Menurut ketua RT 32 tak hanya keponakannya saja yang terserang DBD, terdapat dua anak lainya yang mengalami hal yang sama dan hingga saat ini masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit dengan hasil positif.
“Ada sekitar 4 orang dewasa yang juga masih mendapatkan perawatan di rumah sakit dan menunggu hasil diagnosa, untuk keluhan dan gejala mengarah ke DBD,” Ucap Reni.
“Semua warga kami dan gejalanya hampir sama seperti demam tinggi dan muntah-muntah. Dokter sudah memastikan terserang DBD,” Tutup Reni.
Mengambil langkah sedini mungkin guna lakukan pencegahan, relawan dari Info Taruna Samarinda (ITS) bersama Yayasan Masyur Tuah turun untuk melakukan tindakan pencegahan berupa fogging atau pengasapan guna membunuh nyamuk Aides Aegypti penyebab demam berdarah.
Sebanyak empat alat fogging portable lengkap dengan obat pembasmi nyamuk digunakan dengan menyisir sudut rumah warga yang padat tersebut. Warga sangat antusias dengan dilakukannya fogging tersebut.
Kegiatan fogging sendiri di lakukan setelah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Samarinda Kota dan Kelurahan Pelabuhan. Hadir dalam kegiatan, Camat Samarinda Kota, Anis Siswantini.
“Dari laporan yang kami terima memang benar ada tujuh warga kami terpapar DBD, satu meninggal dunia yakni anak berusia 12 tahun berstatus pelajar,” Ujar Anis.
Melihat banyaknya warga yang terpapar DBD, pihaknya sangat berterima kasih kepada ITS dan Yayasan Mansyur Tuah yang peduli dan sigap membantu warga.
“DBD ini tidak bisa dianggap sebelah mata. Apalagi ada yang meninggal dunia perlu keseriusan bersama untuk mengatasinya. Dan kami minta kepada Dinas Kesehatan untuk serius menangani masalah ini,” Harap Anis. (Sam/adl)