Kuliner dengan teknik memasak asap rupanya belakangan menjadi tren baru bagi para penikmat masakan khas Nusantara. Ayam Asap Rempah, salah satu rumah makan di kawasan Gunung Guntur, Jalan DI Panjaitan, Gunungsari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah.
Kebanyakan pengunjung memesan ayam asap rempah jika ingin menikmati masakan ayam di sana. Berbeda ayam asap ini dibaluri dengan rempah yang kaya rasa dan aroma. Ayam asap rempah tersebut dimasak dengan cara diasapi, diukep bumbu, dibakar, dan di siram bumbu rempah.
Rasanya tajam dan sangat nikmat, apalagi bagi pencinta kuliner tradisional yang kaya akan rempah-rempah khas Indonesia. “Kalau ayam asap rempah ini adalah revolusi masakan tradisional Indonesia yang dipadu, lalu diasapi supaya rasanya lebih mantap. Dan harga makan perorangan dari 19 ribu dan kalau makan perkeluarga sampai dengan 8 orang seharga Rp 99 ribu,” jelasnya.
Rumah makan ayam asap rempah sudah jalan 3 tahun, sehingga rumah makan tersebut masih mengadakan sejumlah promo lewat akun media sosial (medsos). “Ada juga ayam ekoran, bisa untuk ramai-ramai. Kami juga ada yang berkuah santan. Namanya Kuah Barangan,” sebutnya.
Sementara itu, selain Ayam Asap Rempah, juga menyediakan menu bebek. Yaitu dengan dibakar atau digoreng dan harganya pun dijamin murah, varian dari harga Rp 35 ribu perporsi dan perkeluarga seharga Rp 135 ribu itu semua sama minum.
Sedang menu yang juga ramai yaitu, Sei Sapi juga masakan dari Kota Kupang itu belakangan juga viral setelah banyak diposting di sejumlah akun medsos. Harganya pun tidak mahal, dari Rp 29 ribu persatu porsi (perorang), kalau perkeluarga dari Rp 120 ribuan dan itu sudah sama minumnya.
“Masakan menyediakan menu sapi yang dimasak dengan cara diasapi dan dimasak tongseng,” ujarnya.
Dengan tema rumah makan tradisional, berbagai peralatan makan yang digunakan juga sarat akan kesan makan di desa. Masakan ini juga ditemani dengan berbagai macam sambal, mulai dari sambal merah, dabu-dabu, sampai sambal ijo dan sambal korek.
“Berbagai peralatan makan, seperti gelas canting, piring kaleng jadul. Minumannya pun tersedia es setrup (sirup frambozen), dan minuman yg viral es lidah buaya darat,” ucapnya.
Penanggung jawab Dapur, Mursit mengakui, memang banyak pengunjung yang penasaran dengan masakan Sei Sapi. “Memang itu jadi menu paling best seller di sini. Tapi tetap menu andalan kami, ayam asap rempah tidak kalah nikmat,” katanya.
Apalagi kami juga ada promo kotakan, supaya mempermudah perkantoran yang ingin pesan. “Rencananya kami juga akan sediakan nasi santan dengan rempah dan dibakar. Karena belakangan kuliner ini juga lagi viral,” pungkasnya.
Dan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kuliner terasa lesu, pengunjung datang ramai jam habis salat magrib, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dan tepat pukul 08.00 Wita kami wajib tutup. (to)