SAMARINDA, PROKALTIM- Penghijauan Sempadan Sungai Karang Mumus, dilaksanakan oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun bersama Wakil Wali Kota Rusmadi, beserta TNI Polri, stakeholder terkait, IKA Unmul, pecinta lingkungan dan masyarakat pada Sabtu (29/1/2022).
Berlokasi di Jembatan Gelatik, segmen Unmul Kelurahan Sempaja Selatan dengan menanam berbagai jenis bibit pohon diantaranya bibit Pohon Pulai, Rambai Padi, Bungur, Bodhi hingga Ulin yang ditanam secara acak agar terlihat indah saat tumbuh nantinya.
Hal ini merupakan bagian dari rangkaian HUT Kota Samarinda, dan aksi ini merupakan tindakan lanjutan setelah pembebasan lahan di Sempadan Sungai, yang diikuti dengan penurapan dan penghijauan.
“Hari ini kita mulai penghijauan dulu karena penurapannya harus menunggu lelang dan sebagainya,” ungkap Andi Harun.
Ia juga mengaku senang dan antusias seluruh komponen yang hadir.
Apalagi sambungnya, kegiatan hari ini terlaksana secara gratis karena kerjasama antar semua pihak untuk melakukan penghijauan di tepi sungai tersebut.
“Harapan kita semoga sempadan sungai kita kembali bagus, disatu sisi hijau, dan di sisi lain menjadi instrumen pengendali banjir,” harapnya.
Disinggung mengenai penurapan, orang nomor satu di Kota Tepian ini menerangkan daerah yang akan atau sudah bebas langsung ditindaklanjuti dengan perencanaan penurapan.
“Penurapan ini penting untuk menghindari lintasan air dari Sungai Karang Mumus ke wilayah permukiman,” jelasnya.
“Namun akan kita bagi. Ada yang dikerjakan BWS (Balai Wilayah Sungai), ada juga yang dikerjakan provinsi,” sambungnya.
Wali Kota mengatakan hal ini sudah menjadi proyek urgent dan masih melakukan inovasi secara terbatas mengingat sumber pembiayaan yang terbatas.
“Tapi fokus infrastruktur Kota Samarinda itu bertumpu pada pengendalian banjir, mulai dari penurapan, pembebasan lahan di sempadan sungai, revitalisasi drainase, pembangunan folder hingga pintu air dan rumah pompa,”ujarnya.
Namun Ia juga menekankan, tentu APBD Kota tidak akan mampu membiayai secara keseluruhan oleh sebab itu, saat ini pihaknya mendahulukan penanganan di sektor Ulu dengan membangun kolam retensi.
Lalu di Ilir kita fokuskan revitalisasi drainase dan gerakan untuk tertib membuang sampah pada tempatnya.
Sementara untuk proyek pintu air, sambungnya, saat ini mereka sudah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) atau perencanaan gambar bangunan.
“Saya sudah ajukan ke Kementerian PUPR, bahkan ke Presiden dan Wakil Presiden,” tegasnya.
Untuk pembangunan pintu air sendiri pihaknya memperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 500 miliar lebih.
“Kalau pintu air sementara sesuai kemampuan Pemkot yang sifatnya minor, seperti di Ruhui Rahayu, kalau pintu air besar seperti di Jembatan Satu, itu yang kita ajukan ke Pemerintah Pusat,” tandasnya. (psg/adl)