SAMARINDA, PROKALTIM- Kelangkaan minyak goreng dan tingginya permintaan membuat kebingungan para agen hingga pengecernya.
Pantauan tim Prokaltim.com di Pasar Tradisional Segiri Samarinda pada Senin (7/3/2022) pagi, tidak ada satupun lapak pedagang yang menjual minyak goreng kemasan isi ulang 1 dan 2 liter.
Hanya tersedia kemasan curah yang diecer dalam kemasan botol air mineral bekas dan di bandrol dengan harga Rp. 20 ribu per botol 1500 mililiter.
Kelangkaan minyak goreng telah dirasakan para agen hingga pengecer sejak dua bulan terakhir.
Nur (33) salah satu pemilik lapak sembako di kawasan Pasar Segiri, mengaku tingginya angka permintaan, berbanding terbalik dengan keadaan stok yang ada.
“Biasa kami order itu seminggu bisa 3 kali, sekarang order setiap hari aja barangnya tidak datang-datang, jadi ini yang dijual dari kemasan 18 liter kami ecer pakai kemasan botol 1,5 liter ini,” ucap Nur.
Hal tersebut dibenarkan Kepala UPTD Pasar Segiri Samarinda, Fathan Malik Ibrahim yang baru saja resmi memimpin Pasar Segiri Samarinda.
Fathan menjelaskan sejak dirinya menjabat di Pasar Segiri, dirinya telah menjumpai lemari atau rak minyak goreng yang ada di agen-agen hingga pengecer tidak tersedianya stok minyak goreng.
“Tepat dua pekan saya menjabat disini, minyak goreng ini jadi persoalan yang lagi panas, permintaan tinggi stok tidak ada,” ungkap Fathan.
Terkait harga pihaknya mengaku para pedagang di Pasar Induk Tradisional ini mengikuti harga yang dianjurkan Pemerintah Kota.
“Kami pantau kalau ada stok di pengecer pun masih dijual dengan harga Rp. 14 ribu per liternya,” sebutnya.
“Kelangkaan minyak goreng ini menunggu dari supplier juga, kalau dari sana masih kosong kita hanya bisa menunggu,” pungkasnya. (Psg/adl)