SAMARINDA, PROKALTIM- Paska pembongkaran bangunan yang berdiri di lahan seluas 2,8 hektar pada Senin 18 Oktober 2021 lalu, di Jalan Gelatik Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, meninggalkan timbunan sampah plastik bekas minuman, sofa dan beberapa material bangunan yang terdapat diparit atau saluran air yang terhubung langsung ke Sungai Karang Mumus.
Sudah kurang lebih dua pekan terakhir tim media ini melihat kondisi tersebut dan tidak ada gerakan dari masyarakat sekitar hingga perangkat pemerintah yang berwenang.
Terlebih bila cuaca hujan atau Sungai Mahakam sedang mengalami peristiwa air pasang, sampah-sampah tersebut menghambat saluran drainase.
Tim media kami yang mencoba mengkonfirmasi masyarakat sekitar lokasi, memilih enggan berkomentar mengenai tumpukan sampah tersebut.
Lurah Temindung Permai Umi Mujahidah mengatakan, pihaknya sudah meninjau langsung ke lokasi yang dimaksud dan telah menghubungi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (17/3/2022) pagi guna melakukan koordinasi dan tindakan lebih lanjut.
Tak hanya mengganggu pandangan dengan sampah yang menutup aliran parit saja, hal ini juga mengganggu arus parit yang ditakutkan akan berakibat efek banjir disekitar lingkungan tersebut.
Diketahui lingkungan tersebut telah digusur setelah mendapatkan putusan Mahkamah Agung (MA), dalam surat pemberitahuan pelaksanaan eksekusi pengosongan lahan berdasarkan Surat Putusan Mahkamah Agung Nomor 2526 K/Pdt/2019 terkait dengan perkara nomor 43/Pdt.G/2021/PN Smr , bahkan eksekusi pengosongan ini sempat mendapat perlawanan dari warga sekitar.
Walau bangunan telah rata dengan tanah, namun menyisakan sampah yang menutup sebagian besar permukaan parit. (Psg/adl)
