Search
Search
Close this search box.

Lebih Dekat Kompol Creato Sonitehe “Gulo”, Perbaiki Citra Polisi Lewat Karya Digital dan Media Sosial

Kompol Creato Sonitehe Gulo, Kasat Lantas Polresta Samarinda. (foto: Ist)

SAMARINDA, PROKALTIM- Sepatu booth-nya hitam mengilap, ada satu melati di pundaknya, tak ada tradisi jadi polisi di keluarganya, itulah Komisaris Polisi Creato Sonitehe Gulo, Kasatlantas Polresta Samarinda yang mengaku “terpaksa” jadi polisi, berikut perbincangan kami.

“Mas, coba liat polisi disana, apa yang terpikirkan pertama kali saat melihat polisi, sepatu booth tinggi, seragam cokelat?, mohon maaf pasti terpikir ditilang dan ’86’,” ucap pria kelahiran Provinsi Sumatera Utara, Pulau Nias namanya.

Inilah alasan dirinya membuat akun Youtube bernama Virtual Police, dibuat sejak 2018 lalu, tujuannya untuk mengedukasi, memberikan informasi kepada masyarakat ada Sisi Lain dari polisi.

“Tujuannya, hanya ingin menunjukkan kinerja polisi yang sesungguhnya kepada masyarakat dan bentuk penghargaan dan apresiasi ke anggota polisi di lapangan, melalui konten-konten yang mengandung pesan dan kesan moral,” ungkap perwira polisi yang akrab disapa Gulo ini.

Saat berita ini ditulis, Youtube-nya telah memiliki sedikitnya 7300 subscriber dan telah memiliki lebih dari 200 konten video hasil karyanya dan telah di tonton ribuan pasang mata.

Berangkat dari kegelisahan setelah mengenyam pendidikan dibangku SMA Unggulan, Gulo sapaan akrabnya, terlahir ditengah keluarga sederhana, kebimbangan menghampiri dirinya antara ingin menjadi TNI atau melanjutkan pendidikan di IPDN

Awalnya ia berkeinginan menjadi Abdi negara di Akademi Militer (Akmil), namun sang ibu lebih merestui dirinya untuk menjadi Polisi.

“Memilih Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tapi ayah saya seorang PNS, jadi saya memilih menjadi Polisi, saya gak punya biaya untuk melanjutkan sekolah, hanya sekilah polisi saja waktu itu gratis, jadi ‘terpaksa’ masuk polisi saat itu,”kenangnya sambil tertawa.

2002 perjalanan dari Pulau Nias ke Sibolga dimulai untuk melanjutkan pendidikan di SMA Matauli, Tapanuli Tengah. pada Desember 2004 terjadi bencana tsunami dan disusul pada Maret 2005 gempa yang mengguncang Pulau Nias saat itu yang membuat ayah dan ibu beserta keluarganya  harus mengungsi sementara di pegunungan.

“Jadi saat kejadian tsunami itu semua orang sudah mengungsi di pegunungan, karna takut tsunami susulan, saat saya sudah mendekati kelulusan gempa yang menguncang Pulau Nias banyak memakan korban, dan daerah tersebut porak poranda,”

Paska kejadian tersebut, setelah menyelesaikan pendidikan dibangku SMU dirinya tak dapat mengikuti UMUGM dan UMPTN.

“karena tesnya hanya ada dibebrerapa tempat, dan terkendala dana untuk akomodasi dan  di sana (pulau Nias) perkantoran dan perbankan rusak paska gempa, keluarga tak bisa kirim uang,”

Akhirnya setelah lulus SMA, Dari Tapanuli Tengah  Gulo ke Medan untuk lanjut mendaftarkan diri sebagai calon taruna di Akademi Polisi (AKPOL).

Berbekal prestasi yang pernah ia torehkan melalui Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), tingkat nasional mewakili Provinsi Sumatera Utara di Istana Negara pada tahun 2004.

Sungguh diluar dugaan, Gulo mendapatkan rangking 4 saat penerimaan calon taruna tingkat Polda Sumatera Utara, dan masuk 10 besar tingkat nasional di Akademi Polisi (AKPOL) Semarang Jawa Tengah.

“Dalam proses pendaftaran hingga diterima di AKPOL, saya tidak didampingi orang tua, dan ayah saya melarang untuk pulang ke kampung, takut menggangu psikologis saya saat itu, dari Maret hingga Oktober 2005 saya baru bisa ketemu ayah”

“Karena masuk 10 besar secara nasional, saya berkesempatan berdinas dengan penempatan Jawa Timur, tepatnya Polres Ngawi, lanjut Polres Sidoarjo,” ungkapnya saat ditemui Prokaltim.com di tempat kerjanya.

Selanjutnya setelah dirinya menyelesaikan pendidikan STIK-PTIK di Jakarta, dan masuk peringkat 10 besar, Gulo ditugaskan ke Polda Maluku Utara dan menempati jabatan Sebagai Kapolsek Maluku Utara, selama kurang lebih 1,5 tahun, kemudian dimutasi ke Polda Kaltim di Direktorat Lalu Lintas dengan Jabatan Kanit 1 PJR Polda.

“Tahun 2018 itu sudah berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP),” jelasnya

Pada 2019 Gulo kembali dimutasi ke wilayah hukum Polda Kaltim, tepatnya Polresta Samarinda dengan menduduki jabatan Sebagai Wakasat Lantas saat itu.

“Selanjutnya dimutasi lagi ke Polres Kukar dengan jabatan baru Kasat Lantas,” sebutnya.

Tak hanya sampai disitu, pertengahan 2021 dirinya kembali dimutasikan kembali ke Polresta Samarinda menjabat Kapolsek Samarinda Kota.

“Harus siap dimutasi pimpinan kemana pun bertugas,” sambung perwira melati satu dipundak yang sempat memiliki cita-cita sebagai arsitektur.

Gulo memilik hobi dibidang musik pun sangatlah piawai memainkan piano.

“Kalau di bilang kenapa suka piano, itu hanya hobi kebetulan saja, awalnya di asrama SMU saya itu cuma ada piano dan banyak lihat kakak tingkat mainkan itu dan suka di dekatin cewek-cewek, jadi ya saya jadi suka bermain piano,” serunya.

Tak hanya piawai bermain piano, Gulo juga aktif didunia digital dan aktif di media sosial (medsos).

“Saya itu ya harus ada hal yang diciptakan untuk menghasilkan sesuatu,
ada banyak ide, itu tak terlepas dari dukungan semua pihak juga,”tuturnya.

Baru-baru ini, Gulo memersembahkan film pendek hasil kolaborasi Polri dengan East Borneo Film yang berjudul Garis Terdepan, film yang bercerita tentang polisi saat penanganan Covid-19.

“Film tersebut salah satu bentuk apresiasi saya kepada para Bhabinkamtibmas yang telah menjadi ujung tombak, garis terdepan saat penanganan pandemi Covid-19,”ucapnya.

Tak hanya memberi atau menciptakan ide-ide kreatif Gulo juga turun langsung dalam proses pembuatan video konten miliknya.

“Saya sutradara, merangkap penulis skrip, kameramen sampai jadi editor, yang menarik saya belajar jadi editor, ya karna tidak punya uang buat bayar editor jadi sambil belajar dan akhinya jadi terbiasa,”ujar Gulo tertawa.

“Seorang Khairil Anwar menulis puisi berjudul Aku Mau Hidup 1000 Tahun Lagi, dan itu benar, itu logika cerdas, karena ia hidup bukan secara raga lahirnya, tapi karyanya, inilah yang saya bangun, karya untuk dikenang orang,”jelas Gulo sambil menutup perbincangan malam itu dengan sruputan kopi dan teh dihadapan kami masing-masing. (psg/adl)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

2 thoughts on “Lebih Dekat Kompol Creato Sonitehe “Gulo”, Perbaiki Citra Polisi Lewat Karya Digital dan Media Sosial”

  1. Selamat berkarya adik kami Mito ! Semoga bermanfaat bagi generasi penerus bangsa dan Nias barat yg masih tahapan berkembang dibidang keamanan berlalulintas.Tuhan yang mahakuasa menolongMu dan memberi berkat yang berlimpahan. GBU

  2. Pasangan Creato sonitehe Gulo dan Rere Nabila adalah sosok panutan. Pengayom bagi bawahan dan diluar kedinasan tidak ada sekat karena pangkat dan jabatan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]