BALIKPAPAN,PROKALTIM – Sejak pertengahan bulan Maret 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan telah membuka seleksi untuk posisi dewan pengawas (Dewas) Perumda Tirta Manuntung Balikpapan atau PDAM Balikpapan, salah satunya yakni mantan konsultan PDAM Balikpapan, Drs Rusdhie A Ganie T Sanua, MM.
Dengan segudang pengalaman, Rusdhie, memiliki pengalaman menjadi konsultan. Pihaknya pernah merancanakan berbagai project air bersih, di PDAM Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Banjarmasin, Bontang, Tarakan, Palu dan Kabupaten Buoi Toli-Toli Sulawesi Tengah.
“Saya mulai jadi konsultan dari kota Samarinda tahun 1985, hingga dipindah di daerah lain sampai dengan tahun 1997. Karena pada tahun 1997 itu saya mau dimutasi ke Aceh, saat itu Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih suasana bergejolak. Apalagi pada saat itu daerah tempat ketinggian daerah pegunungan di Aceh dikuasai dengan GAM, dan pada akhirnya project air bersih saya tolak,” ujar Rusdhie, kepada awak media, pada Senin (9/5/2022).
Lanjutnya, sambil berjalannya waktu, menolak project di daerah Aceh pada tahun 1997, dengan menunggu project Kalimantan atau Sulawesi, tapi project itu tidak kunjung tiba.
Rusdhie tanpa putus asa, walaupun project stop sejak tahun 1997, dia melanjutkan usaha orang tua, yakni dibidang usaha garment atau pakai konveksi.
Ada pun visi misi Rusdhie sendiri calon Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan. Visinya, yaitu agar Perumda Tirta Manuntung Balikpapan ini bisa menjadi yang terbaik se-Indonesia, dengan menerapkan keselamatan lingkungan dan kerja.
Untuk misinya sendiri, yakni untuk direksi akan kami giring untuk mengikuti regulasi yang ada, agar dapat berkembang. “Karena seiring dengan pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan, jadi harus betul-betul diterapkan,” ucapnya.
Sementara itu, sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Kota Balikpapan, persoalannya yang ada di Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, yaitu sumber air baku. Karena selama ini sumber air baku ini diambil dari waduk Manggar, untuk menghindari musim kemarau panjang otomatis akan menjadi permasalahan utama.
“Nah, waktu saya menjabat menjadi konsultan, sebenarnya Detail Engineering Design (DED) PDAM Balikpapan tahun 1992 itu sudah jadi. Yang rencananya mengambil sumber air baku yang berada di Hulu Mahakam (Sungai Mahakam),” ungkapnya.
Dia mengatakan, apabila pihaknya terpilih sebagai Dewas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, saya menggiring direksi, untuk menjalankan kembali project itu, harus dilaksanakan.
“Yang dulunya jalur instalasi pipanya akan melewati jalur jalan negara (jalan lama) Balikpapan-Samarinda. Dengan adanya jalur jalan tol, instalasi pipa kita bisa mengambil jalur jalan tol,” katanya.
Rusdhie juga menyampaikan, supaya kalau lewat jalur jalan tol, bisa mengakses ke Kabupaten PPU, Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sampai dengan Kota Balikpapan. Jadi tiga Kabupaten/Kota bisa terakomodir dengan sumber air baku Hulu Mahakam.
Karena sumber air baku Kota Samarinda dan Kabupaten Kukar ambil dari Sungai Mahakam jadi untuk jangka panjang sangat tepat sekali. “Apabila ambil sumber air baku di Hulu Mahakam, jadi tidak ada kendala lagi untuk sumber air baku,” jelasnya.
Juga sistem pipanisasi yang ada di Kota Balikpapan, sudah pada usang, masih perencanaan Iwaco jaman Belanda dan sampai sekarang belum diremajakan.
“Jadi harus diremajakan pipa distribusinya, diseluruh Kota Balikpapan. Karena kalau tidak diremajakan, masih pakai pipa yang lama, apabila pihak PDAM menguras instalasinya akan berdampak kepada pelanggan. Otomatis flok-flok lari hingga sangkut ke sambungan pelanggan PDAM dan airnya pun jadi kuning dan pada akhirnya masyarakat jadi komplin,” ujarnya.
Dan akan mengubah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, yakni sistem pembayaran untuk rekening itu sistem lubrikasi. Seperti dari nol sampai dengan 10 dan dari 10 sampai dengan 20 itu beda tarifnya. Serta ditambah lagi dengan pemasangan baru ke warga yang belum mempunyai aliran air PDAM. (to)