BALIKPAPAN,PROKALTIM – Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Balikpapan, Sony Dwi Jayanto meninggal dunia, yang diduga serangan jantung. Almarhum Sony seorang pemandu wisata di Balikpapan khususnya Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) Balikpapan. Pihaknya membawa dua orang tamu, orang tersebut juga teman sendiri dan didampingi dengan sejumlah pengelola HLSW Balikpapan
Jarak tempu dari pintu gerbang HLSW sampai dengan masuk di tengah hutan berjarak sekitar 8 Km, berjalan kaki dari perkampungan hingga masuk HLSW, mulai berjalan sekitar jam 13.30an Wita. Kejadian itu tidak jauh dari Sungai Wain di Pos 9 Camp Jamal atau Pos Jamaluddin.
“Diduga almarhum Sony capek hingga istirahat yang tidak jauh dari camp sekitar 30 meter. Bukan terpisah dari tamu dan pengelola, pasalnya Sony sendiri kemungkinan ada riwayat sakit dan sampai di tengah hutan kelelahan,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) HLSW, Agusdin, kepada awak media, pada Minggu (15/5/2022) malam.
Agusdin menyampaikan, tamu itu berjumlah 2 orang, yang merupakan teman almarhum Sony serta teman istrinya dan ada hubungan keluarga. Ya, kita tau apalagi selama masa pandemi Covid-19 ini objek wisata ditutup, karena baru kemarin Kota Balikpapan kembali ke PPKM level 1 dan HLSW dibuka kembali.
“Padahal posisi 2 tamu tersebut di depan, almarhum Sony sendiri dibelakang tamu. Sedang pendamping HLSW berjumlah 3 orang yang berada di depan tamu, juga ada pendamping lain dibelakang almarhum Sony berjumlah 5 orang,” ucapnya.
Menurutnya, pihaknya itu berjalan di tengah di hutan itu kondisi jalan hanya jalan setapak, hingga pengunjung jalannya berbaris, posisi almarhum Sony berada dibelakang, hingga pengelola melihat kebelakang dianggapnya almarhum Sony sedang beristirahat duduk hingga pada akhirnya berbaring di jalan.
“Padahal, waktu istirahat sama-sama sebelum jam 5 sore almarhum Sony sempat ada upload foto di group WA HPI kabarnya sedang ada di tengah hutan dengan seyam-senyum dengan teman-teman karena masih ada sinyal dan pengelola serta tamu langsung sampai ke Camp, jarak 30 meter dengan almarhum Sony,” ungkap Agusdin.
Agusdin menjelaskan, berhubungan kegiatan-kegiatan HLSW saya selalu monitor 24 jam lewat HP, karena para anggota selalu memberikan laporan kegiatan, kebetulan saya juga anggota HPI dan jadi komunitas HPI saya selalu monitor.
“Almarhum Sony ada upload foto kegiatan, dia mengatakan senyum-senyum lah dengan pendamping. Kebetulan anggota saya juga ikut mendampingi dan menceritakan alur permasalahannya,” bebernya.
Dan yang menemukan almarhum Sony, yakni pengelola HLSW yang berada dibelakang Sony dan tidak jauh dari almarhum.
KRONOLOGISNYA ALMARHUM SONY
Sony jam 13.30 dari kampung HLSW menuju tengah hutan berjalan kaki sekitar 8 km, dua tamu tersebut didampingi oleh 3 orang pengelola HLSW, kemudian ada pengelola lagi yang ikut dibelakang Sony 5 orang dan jadi semua berkegiatan di dalam HLSW itu berjumlah 7 orang dan sama Sony serta pengunjung totalnya semua 10 orang.
Evakuasi jenazah sendiri berlangsung cukup sulit. Pasalnya, lokasi Camp Jamaluddin berada tepat di tengah HLSW Jaraknya kurang lebih 8 kilometer di pintu masuk HLSW dan berjalan kaki sekitar 3 jam.
Belum lagi medan yang dicapai berlumpur, naik dan turun bukit dan jenazah pun berhasil dievakuasi keluar dari hutan sekitar pukul 03.50 Wita dini hari dan langsung di bawa ke rumah duka. (to)