SAMARINDA,PROKALTIM- Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menggelar acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2022 yang di pusatkan di kantor Gurbenur, Samarinda (27/06/2022).
Dengan mengusung tema “Addressing Drug Challenges in Health and Humanitarian Crises”, atau diartikan Mengatasi Tantangan Narkoba dalam Krisis Kesehatan dan Kemanusiaan.
Acara puncak HANI ini secara resmi dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo secara virtual, diikuti sejumlah Kementerian, lembaga, Pemerintah baik Provinsi, maupun Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Patut direnungkan, jutaan korban narkotika ada disekitar kita, bukan hanya di Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) ini saja diperhatikan, ini menjadi perhatian kita semua, apalagi Kaltim masih tinggi dalam hal penggunaan Narkoba, perlu kerja sama semua pihak karena dari 10 kabupaten/kota di Kaltim tidak satu pun aman, semuanya rawan Narkoba.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi jelas memberikan amanat agar Badan Narkotika Nasional (BNN) terus melakukan upaya penguatan, pencegahan, dan pemberantasan narkoba.
Presiden memerintahkan:
1. Tutup semua celah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
2. Siapkan strategi dan aksi untuk mencegah berkembangnya modus operandi pelaku kejahatan narkoba.
3. Antisipasi perkembangan baru dan modus baru para pelaku kriminal termasuk dalam pemanfaatan teknologi terbaru.
4. Tingkatkan kemampuan SDM untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.
5. Utamakan layanan rehabilitasi serta tingkatkan aksesibilitas dan akseptabilitas yang menjangkau hingga di tingkat desa sehingga masyarakat mendapatkan layanan rehabilitas yang terjangkau.
Selanjutnya, Presiden juga meminta agar aparat BNN harus bekerja secara jujur dan akuntabel, Presiden tidak mentoleransi aparat BNN yang menyalahgunakan kewenangannya.
“Sebelumnya, 1,8 persen dari penduduk kita, artinya sekitar 3,4 juta (drug abuse). Kemudian, pada waktu Covid-19 ini (naik) 0,15 persen dan menjadi 1,95 persen dan jumlahnya bertambah menjadi 3,6 juta sekian,” ujarnya.
BNN sudah melakukan program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM). Pihaknya akan menyiapkan tempat rehabilitasi bagi para pengguna narkotika yang masuk dalam kategori bisa direhabilitasi.
Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Wisnu Andayana menyampaikan, menghadapi permasalahan narkoba ini, perlu dilakukan upaya penanggulangan narkoba secara holistik, baik dari seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat, agar terus aktif bergerak menghadapi pergerakan ancaman narkotika, sesuai yang diamanatkan oleh Kepala BNN RI Petrus Reinhard Golose.
Diterangkan Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana menuturkan telah banyak melakukan pertemuan, memberikan penyuluhan, menjalin kerjasama baik dengan para pejabat pemerintah Samarinda
maupun pejabat vertikal yang ada, bahkan sampai ke organisasi non pemerintahan dan beberapa elemen masyarakat lainnya untuk melakukan dan meningkatkan pencegahan, meningkatkan daya tangkal masyarakat khususnya generasi muda terhadap bahaya narkoba melalui kegiatan penyebarluasan informasi, edukasi dan advokasi, termasuk memberikan layanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba baik rehabilitasi medis maupun sosial. (ref/adl)