SAMARINDA, PROKALTIM – Masyarakat resah dengan antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kota Tepian dan beredar kabar kelangkaan terjadi pada
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli bersama jajaran Pejabat Utama (PJU) dan Dinas Perhubungan Kota Samarinda serta Pertamina turun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Ada dua SPBU yang menjadi sasaran dalam sidak yang digelar pada Senin (18/7/2022) kemarin.
Yakni SPBU PM Noor Kecamatan Samarinda Utara dan Bung Tomo, Samarinda Seberang.
Benar saja jajaran terkait ini berhasil medapati 6 kendaraan dengan tanki termodifikasi yang sedang mengantre di SPBU tersebut.
Mengelengkan kepala, bahwa para pengecer kendaraan tanki modifikasi dengan kapasitas 35 liter ini biasa bolak balik mengisi Pertalite hingga 4 kali dalam sehari, bahkan lebih.
“Masih banyak kita temukan (kendaraan pengecer dengan tanki modifikasi) seperti yang tersebar di media sosial, cetak dan online,” ungkap Kombes Pol Ary Fadli saat dikonfirmasi Selasa (19/7/2022) hari ini.
Dijelaskannya, dari interogasi awal diketahui para pengecer ini membeli dengan harga normal untuk dijual kembali seharga Rp 9-11 ribu.
Pihaknya menerangkan, pengecer tersebut memang sudah lama ada di tengah masyarakat dan selalu mengambil kesempatan saat kedatangan BBM jenis Pertalite.
Oleh sebab itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota dan Pertamina untuk menentukan formulasi penindakannya.
“Karena kita harus melakukan pendekatan dan sosialisasi lagi. Agar penindakan yang kita lakukan tidak menimbulkan konflik sosial,” jelasnya
“Jadi saat ini tindakan awal kita lakukan penilangan sambil meminta mereka mengembalikan tanki kendaraannya sebagaimana mestinya,” paparnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada pertamina untuk menambah aturan agar SPBU tidak melayani tanki bermodifikasi.
“Ingat sesuai aturan Wali Kota R2 (motor) maksimal Rp 50 ribu dan R4 (mobil) Tp 300 ribu,
Jika semua tertib dan menggunakan BBM bersubsidi dengan bijak, saya yakin antrian panjang yang meresahkan bisa dihindari,” tegasnya. (Psg/red)