SAMARINDA, PROKALTIM- “Ibu tiri hanya Cinta kepada ayah aku saja, selagi ayah ada disampingku, ku dipuja dan dimanja, tapi bila ayah pergi ku dinista dan caci,” penggalan lagu berjudul Ratapan Anak Tiri ini, mendasari kepergian seorang anak berusia 11 tahun di Samarinda.
Diketahui Bombay (11) — bukan nama sebenarnya — merupakan anak semata wayang hasil buah cinta Jahe dan Kunyit — juga nama samaran — yang harus kandas di tengah badai prahara rumah tangga hingga berujung berpisah.
Tidak diketahui pasti penyebab serta waktu perpisahan antara Jahe dan Kunyit, selanjutnya Jahe mendapatkan penganti Kunyit, sebut saja Kencur, yang dibawanya dari Pulau Jawa. Jahe dan Kencur pun akhirnya membangun bahtera rumah tangga (nikah siri), tiga tahun lamanya.
Rumah tunggal berdindingkan kayu di kawasan Samarinda Kota, menjadi saksi perjalanan rumah tangga Jahe dan Kencur, hampir tak pernah dalam sehari, tidak terjadi cekcok antara Kencur (ibu tiri) kepada Bombay (sang anak sambung).
Merasa dalam cekaman siksa neraka, Bombay memilih pergi meninggalkan rumah, sejak Rabu (29/6/2022) lalu, namun tak ada rasa khawatir yang tergambar di suasana rumah tangga Jahe dan Kencur.
Foto Bombay mengenakan baju gamis hijau lengkap dengan peci hitam dikepalanya, beredar grup whatsapp penggiat masyarakat, hingga mengundang respon Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Kaltim Rina Zainun.
Rina dan timnya langsung berkordinasi, hingga akhirnya tepat Sabtu (2/7/2022) sekitar Pukul 18.05 WITA Bombay yang sedang mengayuh sepedanya terlihat di kawasan Gor Segiri Samarinda.
Rizal Siregar Kordinator Lapangan (Korlap) TRC-PPA Kaltim menjelaskan berawal dari informasi serta ciri-ciri Bombay yang dikantongi pihaknya, akhirnya Bombay ditemukan.
“Saya ingat sepeda yang dijelaskan oleh ayahnya, rantainya menggunakan rantai motor,” jelasnya kepada awak media Minggu (3/7/2022) pagi
Saat dihampiri wajah kelelahan serta ketakutan yang ditunjukkan.
“Dia (korban) sempat tertabrak oleh pengendara motor karna mungkin tidak konsen, beruntung tidak apa-apa,” ujarnya.
Selanjutnya tim TRC-PPA bersama Jahe (ayah Bombay) kembali kerumahnya dan disaksikan RT setempat serta relawan penggiat lingkungan menyerahkan Bombay.
Pihaknya berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali, dan orang tua dapat bersikap lebih bijak dalam permasalahan rumah tangga.
“Berbicara lebih lembut, jangan membentak hingga kontak fisik kepada anak harus dihindari, jadikan rumah seperti surga yang nyaman,” imbuhnya. (psg/adl)