SAMARINDA,PROKALTIM – Indonesia terkenal dengan keberagamanan, Bhineka Tunggal Ika semboyan terpatri, dengan banyaknya kesenian khas di Kalimantan, salah satunya kesenian suku Banjar maka terbentuklah sebuah organisasi adat yaitu Laung Kuning Banjar pada pertengahan 2021 lalu di Balikpapan Kalimantan Timur dengan tujuan mengagkat harkat dan martabat suku Banjar dalam kesenian.

Dari sini kita belajar, Laung yang kita kenal merupakan perlengkapan busana tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan, sebuah penutup kepala yang kerap digunakan laki-laki suku Banjar, penutup kepala khas Banjar ini terdiri dari dua model, yaitu takup dan tinggi.

Takup artinya penutup kepala yang tertutup, penutup kepala jenis ini cukup mirip dengan blangkon, penutup kepala khas Jawa itu.

Sementara, Tinggi merupakan jenis yang bagian depannya berbentuk segitiga dan bagian atasnya tidak tertutup, penutup kepala jenis ini cukup mirip dengan tanjak, penutup kepala laki-laki khas Melayu.

Dengan semakin berkembangnya informasi dan teknologi organisasi Laung Kuning Banjar melebarkan sayap hingga ke wilayah Kalimantan Selatan dan Samarinda.

Pelantikan pengurus Laung Kuning Banjar, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Samarinda, di gelar di gedung serbaguna Jalan Batu Besaung Perum Solong Durian RT 25 Blok C10 Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara. Minggu (14/8/2022) kemarin.

Turut hadir mantan Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie, Mantan Wakil Wali Kota Samarinda M. Barkati dan Ketua Umum Laung Kuning Kaltim Abdul Samad.

Ketua Laung Kuning Banjar DPC Samarinda Isriasnyah menerangkan pelantikan atau pengukuhan yang dilaksanakan merupakan wujud bentuk keseriusan kepengurusan di Samarinda.

Dan juga merupakan bentuk pengenalan kepada masyarakat secara luas tentang budaya Banjar.

Isriansyah juga berharap dapat difasilitasi pemerintah untuk dapat memilik kampung kecil yang disana ada rumah adat yang dilengkapi permainan khas Banjar dan hasil kesenian.

“Yang di Jalan Kadrie Oneing Samarinda Ulu rencananya yang ada rumah adat Banjar, Kutai dan Dayak, kami kelola disana,” ungkap Isriansyah saat dikonfirmasi Senin (15/8/2022) siang tadi.

Sedikitnya 160 anggota tergabung didalamnya sekitar 50 persenya yang berpena aktif di setiap kegiatan.

“Mayoritas suku banjar, namun tidak menutup kemungkinan kalau dalam keluarganya ada yang suku Banjar kami rekrut juga,” tandasnya. (psg/adl)