BALIKPAPAN,PROKALTIM – Posko yang telah didirikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan tidak jauh dari lokasi kebakaran dan bantuan untuk korban kebakaran terus berdatangan ke lokasi posko.
Pada Rabu (7/9/2022) kemarin, musibah kebakaran di kawasan Pandan Sari di RT 18 dan RT 20 Kelurahan Marga Sari Balikpapan Barat, hingga menyebabkan 34 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Dan terdapat sebanyak 24 rumah warga dan 10 ruko yang hangus terbakar.
Juga terlihat tidak hanya orang dewasa, banyak anak-anak, bahkan bayi harus tinggal di pengungsian karena kehilangan tempat tinggal. Dan para pengungsi banyak yang memilih tinggal sementara di ruko yang disediakan warga sekitar.
Untuk itu, Ketua LPM Marga Sari, Usman Daming mengatakan, sementara tercatat ada 165 jiwa yang ada di RT 18, Kelurahan Marga Sari yang menjadi korban dalam kejadian ini.
Dari jumlah tersebut di antaranya adalah seorang bayi dan 36 anak-anak. Dan untuk saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan korban kebakaran.
“Ada banyak bantuan yang sudah datang, bantuan perlengkapan bayi,” kata Usman Daming, kepada Prokaltim.com di lokasi kebakaran, pada Kamis (8/9/2022).
Warga RT 18, Kelurahan Marga Sari, Ariyani menjelaskan, banyak warga yang tidak bisa menyelamatkan harta bendanya, hanya keluar dengan menggunakan baju yang ada di badan. Kejadian api begitu cepat membesar. Dan paling dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah pakaian dan perlengkapan bayi. Sebab banyak anak-anak yang masih berusia 2 tahun harus tinggal di pengungsian.
“Kejadiannya ngeri, apinya langsung besar, yang kita minta ini pampers, baju, karena dalam kejadian ini juga ada anak yang masih berusia setahun hingga 2 tahun. Biar pakaian satu lembar pun tidak ada yang sempat dibawa keluar,” ucap Ariyani.
Sementara itu, Ismail, warga RT 18, Kelurahan Marga Sari mengatakan, pada saat kejadian, dirinya fokus untuk menyelamatkan anak-anak yang masih kecil. Dan dia tidak dapat menyelamatkan apapun kecuali baju yang ada di badan.
“Saya punya lima anak, paling kecil 4 tahun, itu yang saya selamat, padahal saat kejadian itu saya panik juga.Dan kalau yang kecil 4 tahun sama kakaknya itu ikut mamanya jualan warung kopi di pasar,” katanya.
Salah satunya adalah anaknya yang masih duduk di bangku SMP yang belum pulang sekolah, setiap pulang sekolah biasanya tidur di kamar. Namun setelah diperiksa ternyata belum pulang.
“Setiap hari biasanya kalau pulang sekolah dia tidur langsung di kamar. Ternyata setelah saya periksa dia belum pulang. saya sudah tidak menjelaskan berapa materi yang habis terbakar. Saya lebih mengutamakan untuk menyelamatkan anak saya,” ujarnya.
Ismail juga mengungkapkan, tidak ada harta benda yang berhasil diselamatkan, seperti ijazah, sertifikasi maupun rumah yang ditinggalinya. Bahkan sekitar 40an handphone, ikut hangus terbakar.
“Kalau dihitung kerugian rumah sekitar Rp 300 jutaan dan handphone dengan harga di atas Rp 1 jutaan,” ungkapnya. (to)
Be First to Comment