BALIKPAPAN,PROKALTIM – Tidak terasa, sudah dua tahun kursi wakil wali kota (wawali) Balikpapan tanpa penghuni, belum tahu kapan kursi wawali Balikpapan bakal terisi.
Untuk itu Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Balikpapan, Andi Arif Agung menjelaskan, terkait Wawali Balikpapan masih terus dibangun komunikasi bersama partai koalisi, baik secara perseorangan maupun secara kolektif.
“Dalam artian, posisi wawali untuk kepentingan Kota Balikpapan. Bukan kepentingan pribadi atau kepentingan partai-partai tertentu,” kata Andi Arif Agung, kepada awak media, pada Selasa (30/5/2023).
“Dan yang perlu dipahami bahwa posisi Golkar hari ini, sebagaimana aturan dan mekanisme Undang Undang Pemilu dan Tata Tertib DPRD, bahwa sudah pasti banyaknya partai koalisi yang terkhususnya punya kursi di parlemen semua partai koalisi punya hak yang sama mengajukan calon wawali,” ujarnya.
Menurut A3 sapaan akrab Andi Arif Agung, sebenarnya, nama-nama calon Wawali yang diusung sudah mengerucut menjadi dua nama. Yang satu usulan dari PDI Perjuangan atas nama Budiono, yang kedua atas nama Risti Utami Dewi, diusulkan Partai Golkar Balikpapan.
Tambah A3, sebenarnya sudah mengerucut menjadi dua nama. Cuma harus dipahami, bahwa koalisi partai pengusung dengan jumlah 7 partai yang punya kursi parlemen dan memiliki hak yang sama, untuk kemudian mengkonsolidasikan musyawarah mufakat ini yang belum ketemu.
“Karena semua partai pengusung harus punya kesepahaman yang sama dalam rangka mengusung 2 nama. Karena, Wali Kota sebagai kepala daerah hanya boleh merekomendasikan 2 nama. Tidak 3, tidak 4,” ungkap A3.
Dia menjelaskan, dari 2 nama yang diusung, harus hasil musyawarah dan kesepakatan dari koalisi partai pengusung, itu yang menjadi persoalan. juga perlu menjadi catatan kata Andi Arief Agung.
Partai Golkar, dalam rangka untuk memberikan penghormatan kepada koalisi utama partai pengusung yakni PDI Perjuangan serta secara pribadi memberikan penghargaan kepada keluarga almarhum Thohari Aziz, Partai Golkar tidak menggunakan haknya untuk mengusung calon internal untuk kader Golkar.
“Dengan mengusung nama istri almarhum Thohari Aziz, yakni Ibu Risti, yang hari ini masih tercatat sebagai kader PDIP. Ini perlu menjadi catatan. Golkar tidak egois dalam situasi ini. Jadi, Golkar tetap berkomitmen terhadap penghargaan yang saya sampaikan sebagai partai utama pengusung yaitu Golkar dan PDIP,” pungkasnya. (to)