SAMARINDA,PROKALTIM – Kasih ibu sepanjang masa. Makna pribahasa diatas tergambar di raut wajah ibu muda asal, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Wajahnya yang lelah dan penuh ke khawatiran tergambar, sembari menggendong sang buah hati yang baru berusia 2 tahun.
Menunggu sejak pagi sekitar Pukul 07.30 WITA dirinya dan sang buah hati tiba di Rumah Sakit Plat merah di Kota Tepian Samarinda. Bukan kali pertama dirinya bertandang ke rumah sakit tersebut melainkan pertemuan ke empat dirinya yang sudah kurang lebih sepuluh hari di Samarinda. Bukan tanpa alasan lebih tepat tanpa kejelasan.
Diketahui ibu muda tersebut datang ke Samarinda sesuai surat rujukan asal rumah sakit plat merah di daerah tempat tinggalnya. Dengan diagnosa sang buah hati terdapat benjolan di daerah dekat dengan tulang ekor.
“Tiba di sini (Samarinda) Senin (8/5). Saya ini bingung, berapa kali datang selalu di bilang ruangan penuh, pas ketiga kalinya baru di bilang alat rusak,” keluhnya, saat dijumpai di lingkungan rumah sakit. Jumat (19/5/2023).
Dirinya merasa di permainan, karena harus bolak balik ke rumah sakit dengan jawaban yang sama yaitu ruangan penuh.
“Hari ini tadi antri dan disuruh temui pimpinan dari ruang bedah anak, dijelaskan bila sudah di daftar tunggukan untuk penanganan anak saya,” jelasnya.
“Khawatir sekali, karna anak saya jadi susah makan dan bila bab itu lendir dan darah yang keluar,” ucapnya
Terpisah Direktur Utama (Dirut) rumah sakit tersebut dr. David Hariadi Masjhoer mengatakan, jika benar pasien anak yang dimaksud ditangani oleh pihaknya dan merupakan pasien rujukan dengan diagnosa suspect Spina Bifida dan memerlukan pemeriksaan yang mendetail dengan proses pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
“Karena memerlukan waktu yang lama, sehingga pada pasien anak perlu dilakukan anastesi (bius). UPS mesin anestesi kami sedang dalam perbaikan menunggu dan menunggu spare partsnya,” ungkap David.
Jadi, terkait alasan atau penjelasan petugas rumah sakit karena ruangan kosong, akan segera pihaknya konfirmasi terlebih dahulu kepada petugas yang bersangkutan.
“Kalo ruangan ini biasanya persiapan post operasi. Saat ini masih prosedur penegakan diagnosis kami utamakan,” kata David
Pihaknya juga menambahkan jika pada kasus spina bifida bukanlah kasus emergensi maka sebaiknya kita menunggu semua pemeriksaan lengkap, agar dapat menentukan langkah tindakan selanjutnya.
“Sebab pada kasus itu belum tentu semua kasus bisa dilakukan operasi,” pungkasnya.
Hingga berita ini di terbitkan, dari informasi yang berhasil Prokaltim.com himpun dilokasi. Ibu dan sang buah hati akan kembali lagi pada Kamis (25/5) untuk kepentingan pemeriksaan lanjutan dan tidak menutup kemungkinan jadwal bisa di majukan kembali. (Ps/adl)
#Artikel ini telah mengalami revisi atau perubahan dari sebelumnya