BALIKPAPAN,PROKALTIM – Pembangunan di Kota Minyak yang saat ini masih dianggap tidak maksimal hingga mendapat sorotan dari sejumlah pihak di Kota Balikpapan, akhirnya didiskusikan.
Diskusi yang terlaksana di Cafe Baca Jalan Martadinata, Kelurahan Telagasari, Kecamatan Balikpapan Kota sekira pukul 20.00 WITA ini terlaksana secara spontanitas, karena bentuk keprihatinan terhadap kota Balikpapan yang “tidak baik-baik saja”.
Adapun narasumber yang hadir dalam diskusi ini adalah Budiono, Wakil Ketua DPRD Balikpapan yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Balikpapan, Hery Sunaryo, Pemerhati Kebijakan Publik Kota Balikpapan, Efendy Bahtiar, Direktur Putaran Survei Nusantara, serta sejumlah wartawan dari media online Kota Balikpapan.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono mengatakan, berbagai persoalan pembangunan di Balikpapan saat ini cukup banyak. Pembangunan yang menjadi sorotan masyarakat adalah proyek DAS Ampal yang hingga saat ini masih jadi persoalan dan dikeluhkan oleh masyarakat.
Meski, proyek DAS Ampal depan Global Sport Jalan MT Haryono Balikpapan saat ini sudah dibuka dan sudah bisa dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat atau lebih.
“Ini yang menjadi sorotan masyarakat dan harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Balikpapan. Mengingat anggaran yang digunakan dalam proyek ini adalah APBD Kota Balikpapan sebesar Rp 136 miliar dengan skema multiyears selama 2 tahun,” kata Budiono.
Pihaknya juga menyoroti persoalan pengelolaan zakat yang diduga dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Balikpapan, yang saat ini ramai diberitakan oleh media-media di Balikpapan.
“Selain itu, persoalan tentang pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency juga tak luput dari perhatian kami karena diduga ada ketidaksesuaian dari hasil pembangunannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemerhati Kebijakan Publik Kota Balikpapan, Hery Sunaryo juga memberikan pandangannya terhadap persoalan kota Balikpapan. Pembangunan kota yang menjadi sorotan Hery Sunaryo pada diskusi ini juga tentang proyek DAS Ampal, yang pembangunannya menggunakan APBD Kota Balikpapan sebesar Rp 136 miliar.
“Pembangunan DAS Ampal di Balikpapan sampai saat ini masih jadi sorotan masyarakat. Bukan saja proyeknya yang pengerjaannya dengan skema multiyears dan hingga belum tuntas, tapi dampak yang ditimbulkan dari proyek ini sangat merugikan masyarakat,” kata Hery Sunaryo.
“Terbukti pengerjaan drainase di MT Haryono depan MS Glow Balikpapan yang saat ini terkesan dibiarkan hingga menimbulkan kemacetan, banjir serta lainnya,” imbuh Hery, sapaan akrabnya.
Tak hanya itu, lanjut Hery, persoalan PDAM hingga kini juga masih bermasalah. Salah satunya ada Dewan Pengawas PDAM yang jadi Plt Direktur Utama (Dirut) PDAM Balikpapan.
“Persoalan PDAM ini juga jadi sorotan kami, dimana Dewan Pengawas jadi Plt Direktur Utama PDAM. Jadi siapa yang diawasi dan siapa yang mengawasi. Begitu juga dengan kualitas air PDAM, yang saat ini kualitasnya sangat buruk. Airnya, dibuat gosok gigi langsung muntah karena bau,” jelasnya.
Masih banyak persoalan yang jadi bahan diskusi pada malam ini, yakni permasalahan pendidikan, BPJS Kesehatan, serta lainnya.
“Di BPJS Kesehatan, ada keluhan warga ke saya yang menyampaikan bahwa orang sakit parah harus menggunakan sidik jari agar bisa mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Kan kasihan ini,” tutup Hery. (*)