BALIKPAPAN,PROKALTIM – Proyek pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency, Jalan Syarifuddin Yoes Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan tak sesuai dengan progres.
Wakil Ketua DPRD kota Balikpapan, Budiono setelah melakukan sidak proyek pembangunan sekolah SMP terpadu Balikpapan Regency bersama Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, juga Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan (Disdibud) tak lama ini.
Budiono menjelaskan, berdasarkan hasil sidak di lapangan, berdasarkan apa yang dipaparkan oleh PT Sarjis Agung Indrajaya bahwa proges di lapangan sudah mencapai 38 persen lebih. Akan tetapi faktanya tidak sesuai dengan di lapangan.
“Ternyata tidak sesuai di lapangan. Berdasarkan masukan-masukan yang disampaikan konsultan bahwa pembangunan yang dipaparkan oleh PT Sarjis Agung Indrajaya 38 sekian tersebut. Konsultan juga menyampaikan bahwa angkanya tidak setinggi itu dan konsultan juga sudah memberikan langkah-langkah peringatan kepada PT Sarjis yang tidak mencapai target yang ditentukan,” ujarnya kepada awak media, pada Minggu (20/8/2023).
Kemudian yang kedua, lanjut Budiono tambahan, setelah bertemu dengan para pekerja proyek yang ada di sana bahwa pekerja juga tidak diberikan upah selayaknya.
“Sehingga kami lihat mereka para pekerja hanya duduk -duduk saja. Kata para pekerja mereka menunggu material. Dan ini kendala lagi, ternyata pemborong atau PT Sarjis ini juga tidak mempunyai dana yang kuat sehingga material terkendala,” jelasnya.
Selain itu, Budiono menilai, dari pemborong ini menurutnya tidak siap anggaran. Pasalnya pekerja sendiri terkendala mulai dari upahnya, kesejahteraannya, termaksud BPJS Ketenagakerjaan tidak ada.
Selanjutnya, konsultan juga sudah memberikan rekomendasi, dengan sisa waktu empat bulan hingga Desember itu. Tenaga kerja harusnya 150 orang, akan tetapi fakta di lapangan yang bekerja hanya 52 orang.
“Nyaris pola kerja begitu kemudian pendanaanya tidak kuat . Saya tidak yakin itu akan selesai. Dan rekomendasi Konsultan di PT Sarjis segera dilakukan evaluasi dan pemutusan kontrak kerja,” pungkasnya.
Sementara itu, senada juga disampaikan, Anggota Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Asep Ahmad Sapturi bahwa pihaknya juga turut melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan sekolah didampingi pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan.
“Kami sudah melihat pembangunannya dan memang mengecewakan. Progresnya masih jauh dari target,” terangnya.
Dirinya juga pesimis pembangunan sekolah ini akan tuntas dibangun sesuai jadwal pada Desember 2023 ini. “Kami juga sudah tanya ke pengawas di lapangan. Untuk selesai di akhir tahun nanti mereka sepertinya angkat tangan, tidak siap,” ungkap Asep.
Untuk itu, dia meminta ke Disdikbud untuk segera mengambil langkah-langkah agar proyek ini bisa diselamatkan. Salah satu yang disebut Asep menjadi masalah utama pada proyek senilai Rp 33 miliar adalah minimnya tenaga kerja. “Kalau tidak salah hanya ada 53 tenaga kerja,” pungkasnya. (to)