PROKALTIM,SAMARINDA- Lagi-lagi persoalan pelayanan kesehatan kembali menjadi perbincangan, bayi perempuan berusia 6 bulan dinyatakan meninggal dunia setelah hampir 3 jam diduga tidak mendapatkan pelayanan yang baik di rumah sakit Abdoel Wahab Sjahranie. Jumat (28/6/2024) sekitar Pukul 21.20 WITA.
Kejadian bermula saat bayi 6 bulan itu mengalami Muntaber, karena lokasintempat tinggalnya yang jauh dari fasilitas kesehatan yang mumpuni membuat keluarga membawanya hingga ke Kota Tepian Samarinda.
Diketahui bayi dan keluarganya merupakan warga Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.
MUHAMMAD Yamin (31) merupakan keluarga bayi tersebut mengatakan jika sebelum di bawa ke RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, dirinya dan keluarga telah memeriksakan kondisi bayi tersebut di sebuah klinik di Muara Badak, dikarenakan kondisi medis yang mengkhawatirkan akhirnya pihak klinik menyarankan dibawa ke rumah sakit di Kota.
“Jarak lebih dekat ke Samarinda, kami bawa ke Samarinda. Sempat ke RSIA Qurata Ayun, karena kondisinya lemas akhirnya kami kembali disarankan ke RS AWS dibilang lebih lengkap di sana,” ungkapnya.
Sesampainya di RS AWS sekitar Pukul 18.10 WITA, langsung disambut petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ditanyakan tentang kondisi si bayi. Namun setelah berada di ruang IGD si bayi belum mendapatkan penanganan.
“Kenapa belum ditangani, pasien ini lemas,” tanya Yamin kepada petugas IGD
Tak lama berselang perawat datang dan mencoba memasangkan selang infus dan tidak berhasil. Karena pembuluh darahnya tidak dapat ditemukan, maka keluarga diminta untuk menunggu dokter spesialis anastesi.
“Sekitar 5 menit telah berlalu, saya kembali menanyakan perihal penanganan. Kami tetap disuruh tunggu dokter anastesi, dokternya sedang ada operasi,” lanjut Yamin.
Pihak keluarga sempat mengusulkan untuk mendatangkan dokter anestesi yang lain, namun. Oleh perawat disampaikan akan berkoordinasi kembali dan pihak keluarga dan diminta untuk menunggu kembali. Sekitar 3 menit kemudian, Yamin kembali mendatangi perawat tersebut dan menanyakan perihal pasien yang sampai saat itu belum tertangani.
“Sudah sering saya tanyakan, jawaban perawatnya tetap disuruh tunggu sebentar. kondisi pasien saat itu masih ngedot, dan tidak lama kemudian datang perawat lainnya mencoba untuk memasang selang infusan lagi namun gagal lagi karena tidak menemukan pembuluh darah,” dijelaskannya lagi.
Sambung, Yamin yang terus mempertanyakan terkait gagalnya perawat untuk menemukan pembuluh darah dalam penanganan.
“Pihak rumah sakit mengatakan kembali untuk menunggu sebentar dan itu terus menerus dilakukan oleh Yamin.
Hingga akhirnya sekitar pukul 21.00 WITA karena tidak ada cairan yang masuk ke tubuh bayi dan hanya dipasang oksigen, kondisinya melemah dan kritis,” sambungnya.
Pada saat kondisi kritis ada dokter umum yang datang kemudian memompa jantung, dan disusul oleh dokter lainnya.
“Dokter tersebut bilang kesaya, mohon maaf pak ya kondisi anak sedang tidak baik, berdoa saja ya pak,” ucapnya
Kami percayakan kepada petugas rumah sakit dan berdoa untuk penanganannya hingga akhirnya pasein muntaber tersebut dinyatakan meninggal.
“Sekitar 20 menit penanganan saat pasien kritis kami dikabarkan bahwa pasien meninggal dunia,” ucapny dengan haru.
Pihak keluarga yang terkejut mendengar kabar tersebut mengaku keberatan atas kelalaian petugas rumah sakit dalam penanganan pasien dan meminta laporan terkait kronologis penagnanannya.
“Kami minta kronologis berita acara untuk dibuatkan dan langkah jalur hukum akan kami tempuh,” tutupnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Instalasi Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dr. Arysia Andhina saat dikonfirmasi Sabtu (29/6/2024) melalui pesan WhatsApp mengatakan akan menelusuri kasus tersebut.
“Pasien datang dengan keadaan dehidrasi karna muntaber dan sudah ditangani di IGD dan kemudian pasien meninggal dunia. Pihak Keluarga sudah ada kompalin ke pihak RSUD AWS dan sudah bertemu dengan direktur RSUD AWS yaitu dr. David Hariadi Masjhoer dan masalah ini akan ditindak lanjuti dan ditelusuri oleh manajemen RSUD AWS,” jawabnya melalui pesan WhatsApp. (Ps)
*Artikel ini telah mengalami revisi oleh redaksi
1 thought on “Pelayanan RSUD AWS Diduga Lamban, Bayi Asal Muara Badak Meninggal Dunia”
Sudah biasa lambat memang rumah sakit itu kasian pasien lama nunggu.
Emang sih udah takdir meninggal cuma cara tenaga medis disana lamban