PROKALTIM,BALIKPAPAN – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Balikpapan, yang beralamat Jalan Proklamasi, Gang Kakap, RT 35 Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, Kalimantan Timur, ada beberapa yang tidak diterima.
Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Balikpapan, Sahri Romadi berbincang dengan awak media menjelaskan, dari 220 calon siswa yang mendaftar di MTs Negeri 2 Balikpapan, pihak sekolah menerima 195 siswa saja.
“Yang tidak diterima MTs Negeri 2 Balikpapan bukannya tidak memenuhi syarat atau nilai akademik rendah, tapi tes pelajaran membaca Al-Qur’an (ngajinya) yang belum bisa,” jelasnya, kepada awak media, pada Rabu (17/7/2024)
Sahri Romadi juga menyampaikan, ketika baca Al-Qur’an sangat tidak recommended akan menjadi beban bagi para guru. “Walaupun kita punya TPA, itu akan terlalu sulit walaupun diajarin ngaji mulai dari nol dan karena disitu ada pelajaran bahasa Arab,” ucapnya.
“Kemudian, ada pelajaran Al-Qur’an Hadist, nah ketika ini tidak memenuhi syarat kan anak itu tidak bisa naik kelas,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, untuk tahun ajaran 2024/2025 ini MTs Negeri 2 Balikpapan, tidak membuka kelas tahafiz di kelas 7, tapi MTs Negeri 2 memfasilitasi bimbel tahafiz dan guru-guru (ustad-nya) mengambil dari luar untuk memenuhi target.
“Kalau kita buka kelas tahafiz khusus maka anak-anak yang mempunyai potensi tahafiz tidak bisa tercover. Ketika tahafiz itu jadi ekskul belum tentu peminatnya banyak yang lulus. Tapi kelas 8 masih tetap ada kelas tahafiz,” jelasnya.
Menurut Kepala sekolah MTs Negeri 2 Balikpapan, apalagi sekarang tahafiz ini cukup populer, berharap kepada yang sudah lulus tahafiz bukan hanya membuktikan kuantitas saja tapi harus membuktikan kwalitasnya.
“Kami tidak hanya ingin memberikan sertifikat tahafiz tapi sebenarnya anak itu sudah lupa. Hanya pernah menghafalkan. Pengalaman pernah tes penghafal 18 juz, pas di tes banyak juz-juz yang tidak dihafal,” imbuhnya.
Sementara itu, Sahri juga mengatakan, terkait ekskul di MTs Negeri 2, yaitu futsal, basket, Inglish club, volly dan pramuka.
“Kalau panahan sendiri, kami tidak keluarkan menjadi ekskul, tapi menjadi sebuah club profesional di MTs Negeri 2. Artinya seperti bimbel juga karena kita mau mencetak atlit,” pungkasnya. (to)
