PROKALTIM,JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC). Jokowi menyampaikan keyakinannya terhadap masa depan ekonomi digital Indonesia dalam sambutannya.
“Saya sudah berulang kali menyampaikan soal potensi, peluang digital Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030, mencapai USD210-360 billion atau kalau dirupiahkan bisa di angka Rp5.800 triliun,” kata Jokowi.
Presiden juga mengatakan bahwa pembayaran digital akan meningkat 2,5 kali lipat hingga tahun 2030, mencapai USD760 billion, atau Rp12.300 triliun. Menurutnya, pertumbuhan tersebut dapat dicapai karena Indonesia akan memiliki puncak bonus demografi pada tahun 2030, yang akan mencakup 68% dari populasi berusia produktif, termasuk Gen Y, Gen Z, dan Gen A.
Selain itu, dia menyatakan bahwa jumlah ponsel aktif di Indonesia saat ini mencapai 354 juta, melebihi jumlah penduduk saat ini, yang mencapai 280 juta.
“Artinya, satu orang bisa memiliki ponsel lebih dari satu. Dengan jumlah pengguna internet yang sudah mencapai 185 juta, juga jumlah yang sangat besar sekali. Potensinya besar sekali,” ujarnya.
Oleh karena itu, Jokowi menekankan pentingnya transformasi digital, terutama di sektor ekonomi dan keuangan. Perkembangan teknologi yang pesat, seperti penerapan AI dalam berbagai industri, seperti administrasi, jasa, dan hiburan dan entertainment, semakin mendorong potensi besar ini.
Jokowi juga menyoroti bahwa ada 64 juta UMKM di Indonesia, yang berarti ada peluang besar bagi mereka untuk beradaptasi dengan transformasi digital.
“Digitalisasi UMKM ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital kita,” ungkapnya.
Jokowi menegaskan bahwa transformasi digital UMKM harus inklusif dan berkeadilan untuk memastikan bahwa masyarakat di pinggiran, ekonomi lapisan bawah, dan ekonomi mikro memiliki akses, kesempatan, dan perlindungan yang sama.
Presiden juga meminta OJK dan BI untuk melindungi masyarakat di sektor ekonomi digital.
“Literasi keuangan kita masih rendah, seingat saya kurang lebih 50 persen masyarakat masih rentan mengalami risiko penipuan dan kejahatan digital. Oleh sebab itu, siapkan sistem perlindungan konsumen. Pastikan keamanan data konsumen. Jangan sampai rakyat kecil malah menjadi pihak yang dirugikan,” pungkasnya.
Jokowi juga meluncurkan blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025–2030 pada kesempatan ini, selain meresmikan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara adalah Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. (fid/*)