Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyoroti dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS terhadap ekonomi global. Menurutnya, kepemimpinan Trump yang didukung Partai Republik akan membawa perubahan kebijakan ekonomi AS yang signifikan dibandingkan era Presiden Biden dari Partai Demokrat. Beberapa kebijakan ekonomi baru AS yang diprediksi berubah adalah dalam hal pajak korporasi, ekspansi belanja, serta kenaikan tarif impor, khususnya terhadap Tiongkok. Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok dikhawatirkan meningkat, yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan dalam pasar global.
Salah satu kebijakan utama Trump yang akan memengaruhi ekonomi global adalah pendekatannya terhadap isu perubahan iklim dan energi. Trump memiliki pandangan berbeda mengenai lingkungan dan berkomitmen pada kebijakan yang bisa menurunkan CO2. Langkah-langkah ini, menurut Sri Mulyani, berpotensi mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia serta tren energi global yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menguraikan kondisi ekonomi AS saat ini, mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 berada di angka 2,7%, dengan pasar tenaga kerja yang solid dan tingkat pengangguran rendah di angka 4,1%. Inflasi AS yang menurun ke 2,4% turut mempengaruhi kebijakan Federal Reserve yang baru-baru ini memotong suku bunga sebesar 25 basis poin. Penurunan ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan harga pangan dan bertujuan menstabilkan perekonomian AS di tengah kebijakan baru Trump yang akan datang.
Kemenangan Trump dan kebijakan-kebijakannya bisa memengaruhi pasar global dan ekonomi Indonesia, khususnya dalam konteks perdagangan dan ketegangan geopolitik. Ketidakpastian ini menimbulkan tantangan bagi ekonomi global dan berpotensi memicu reaksi dari berbagai negara. (*)