PROKALTIM,BALIKPAPAN – Fenomena dinasti politik kini sedang mencuat menjadi perbincangan publik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Beberapa ahli sepakat bahwa batas jumlah anggota bagi satu keluarga untuk dapat disebut dinasti adalah minimal empat orang keluarga dalam lingkar pemerintahan.
Terkait hal tersebut, salah satu Advokat asal Kota Balikpapan, Oki M Alfiansyah mengatakan, kalau berbicara mengenai dinasti politik, pihaknya berbicara konteks bagaimana memahami untuk anak muda jaman sekarang.
“Jadi pandangan anak muda atau generasi milenial dan generasi Z yang terlibat dalam perhelatan politik tersebut. Bahwasanya politik itu seperti antara senior dan junior. Jadi bagaimana antara senior dengan junior memberikan girah antara sebuah jaman,” kata Oki M Alfiansyah, yang juga Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Balikpapan, pada Sabtu (2/11/2024) malam.
“Kalau generasi Z ini, pihaknya ikuti saja bahwa dengan mengikuti irama atau kehidupan anak muda jaman sekarang. Yang perlunya sosok pemimpin anak muda, dan pemimpin generasi emas,” ujarnya.
Oki juga menyebutkan, bagaimana konteks kaum muda memahami seperti pada pemilihan legislatif 2024 lalu, pihaknya menyaksikan begitu banyak kaum muda yang terlibat dalam berbagai bentuk partisipasi politik.
“Bagaimana konteksnya kaum muda memahami gaya kaum muda yang tidak bisa dipadukan, karena pandangan kaum muda yang berbeda dengan pandangan antara senior dengan junior,” katanya.
Saat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dipimipin oleh sosok kaum muda. Dimana anak muda tersebut lebih enerjik juga punya wacana lebih luas. Karena Kaltim ini luas, bicara Kaltim perlu kreasi anak muda dan gagasan perlu pemimpin muda dan konteks ini yang kami sinergikan.
Oki juga menyampaikan, salah satu calon pemimpin kaum muda Kaltim adalah yang sudah mewakili anak muda atau generasi milenial dan generasi Z.
“Salah satu pasangan calon Gubernur tersebut, masih berusia muda, juga punya gagasan-gagasan berlian, juga program-program kreasi yang sangat luar biasa yang sangat senerigi terhadap anak muda,” ucap Oki.
Pihaknya bukan melihat dari fenomena dinastinya, tapi bagaimana untuk membangun Kaltim ini perlu dengan gagasan pemikiran anak muda. “Apalagi Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah ditempatkan di Kaltim kita perlu gagasan anak muda, salah satu contoh Wakil Presiden adalah anak muda. Saya rasa dengan kesinergian itulah yang diperlukan untuk membangun Kaltim,” ujarnya.
Sekali lagi, Oki menambahkan, tidak mengambil Dinasti dengan konteksnya, tapi bagaimana dirinya mengambil Dinasti tersebut dengan pemahaman kaum muda atau anak muda. Jadi tidak mengambil konteks definisi dinasti itu sendiri.
Tapi dinasti bagaimana memahami anak muda tersebut. Anak muda memahami dinasti adalah sebuah antara senior dan junior atau antara junior dan senior, itu yang diperlukan.
Oki menegaskan, dirinya mengambil contoh seperti pemimpin muda presiden Amerika Serikat (AS) di era tersebut, itu adalah presiden pertama AS yakni DC Washington, dia salah satu sosok pemimpin yang mempunyai gagasan muda, gagasan berlian.
“Kita juga pernah merasakan pemimpin muda AS, yakni Barack Obama adalah seorang pemimpin muda dan pemimpin muda itu harus muncul di Kaltim ini,” pungkasnya. (to)