PROKALTIM – Upaya memperkenalkan kuliner Nusantara ke seluruh dunia hingga kini masih terus dilakukan. Kali ini lewat pembukaan restoran Indonesia pertama di Oslo, Norwegia.
Berlokasi di VIA Village, yang merupakan salah satu kawasan perkantoran dan pusat restoran di jantung Kota Oslo, Boboko menghadirkan beragam masakan khas Nusantara dengan cita rasa autentik. Restoran ini menyajikan mulai dari nasi goreng ayam dan kambing, bakmi goreng, soto Betawi, hingga minuman menyegarkan seperti es cendol dan es teler.
Diana, salah satu pemilik Boboko, mengungkap tetap ada penyesuaian dengan cita rasa lokal agar dapat diterima oleh masyarakat setempat. Meskipun begitu, ia dan timnya hanya menggunakan bumbu dan rempah asli Indonesia yang diimpor dari Belanda.
“Bahkan untuk kunyit, saya menanam sendiri,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri.
Kata “boboko” sendiri bermakna “bakul” dalam bahasa Sunda. Lengkapnya, boboko merupakan tradisi masyarakat Jawa Barat untuk berbagi makanan dari panci besar – menjadi simbol untuk kebersamaan dan keramahtamahan.
“Boboko bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang hubungan dan cinta kasih,” jelas Diana.
Restoran Boboko diresmikan dengan pemotongan pita oleh Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Teuku Faizasyah dan Diana, Kamis (30/1/2025). Selain itu dilakukan juga pemotongan tumpeng sebagai tanda syukur.
Faizasyah menegaskan bahwa pembukaan Boboko merupakan kelanjutan dari Festival Indonesia Spice Up Oslo yang diselenggarakan tahun lalu, dan rencananya akan dilakukan kembali pada Mei 2025.
“Dengan adanya restoran ini, kami akan semakin spice up Oslo. Pepatah Indonesia mengatakan, dari mata turun ke hati. Kalau dalam konteks ini maka dari rasa turun ke hati,” ujar Dubes Faizasyah di hadapan para tamu undangan.
Peresmian Boboko dihadiri oleh mitra-mitra dekat KBRI Oslo, antara lain Wakil Wali Kota Oslo Julianne Ofstad, Dean Korps Diplomatik yang juga Dubes Kroasia Andrea Gustović-Ercegovac, duta besar negara-negara sahabat, serta perwakilan dari kalangan pemerintah, pengusaha, dan masyarakat Norwegia. (*)