PROKALTIM,BALIKPAPAN – Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menyatakan bahwa proyek pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air baku diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 800 miliar.
Ia menjelaskan bahwa proyek ini dapat menjadi solusi yang lebih efektif dibandingkan opsi lainnya, seperti teknologi desalinasi air laut yang dinilai mahal dan tidak efisien.
“Pemanfaatan air dari Sungai Mahakam ini membutuhkan investasi sekitar Rp 800 miliar. Berdasarkan informasi yang kami terima, biaya pembangunan sistem pipanisasi akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui jalur tol. Dengan cara ini, biaya produksi air dapat ditekan, sehingga harga jual air tetap terjangkau bagi masyarakat,” kata Fauzi, kepada awak media, pada Selasa (4/2/2025).
Fauzi juga menambahkan bahwa harga jual air dari Sungai Mahakam lebih murah dibandingkan dengan air yang dihasilkan dari teknologi desalinasi. Perliternya diperkirakan bisa lebih rendah, yaitu sekitar Rp 30 hingga Rp 50 ribu, yang akan lebih ringan bagi masyarakat.
“Meski teknologi desalinasi bisa mengubah air laut menjadi air tawar, biaya operasionalnya sangat tinggi karena memerlukan energi besar. Ini akan membuat harga jual air menjadi lebih mahal bagi masyarakat,” jelasnya.
Menurut Fauzi, pemanfaatan air dari Sungai Mahakam adalah pilihan yang lebih realistis, hemat biaya, dan bisa didistribusikan lebih cepat menggunakan sistem pipanisasi yang memanfaatkan jalur tol. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dan memastikan harga air tetap terjangkau.
Anggaran sebesar Rp 800 miliar masih memungkinkan untuk dibiayai oleh pemerintah provinsi karena proyek ini merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi warga Balikpapan.
Saat ini, DPRD Kota Balikpapan sedang melakukan koordinasi dengan DPRD Provinsi Kalimantan Timur serta Gubernur terpilih untuk mempercepat realisasi proyek ini. (to)
