PROKALTIM,BALIKPAPAN – Jelang Idul Fitri 2025, Hendra Wijaya, pemilik toko sembako asal Kota Balikpapan, menyambut positif inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Kota Balikpapan. Sidak tersebut bertujuan memastikan agar para pedagang tidak menipu konsumen, baik dalam hal timbangan maupun kemasan produk sembako, di tengah lonjakan permintaan menjelang Lebaran.
Menurut Hendra, upaya yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Kota Balikpapan sangat penting agar harga barang tetap sesuai dengan ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Sebagai warga Kota Balikpapan, kita harus saling menjaga dan berkontribusi untuk kesejahteraan bersama. Kita lahir dan hidup di sini, jadi mari kita sama-sama peduli, dari yang belum punya hingga yang sudah lebih baik,” ujar Hendra, yang ditemui, pada Rabu (19/3/2025).
Menyinggung soal timbangan yang diawasi dalam sidak, Hendra menegaskan bahwa ia dan para pedagang tidak ada niat untuk curang.
“Sejak kecil, orang tua saya selalu mengajarkan untuk tidak mencuri. Lebih baik menaikkan harga daripada menipu konsumen dengan timbangan yang tidak tepat. Karena jika curang, dampaknya akan buruk, baik di dunia maupun di akhirat,” tuturnya dengan tegas.
Hendra juga mengungkapkan bahwa timbangan digital yang digunakan oleh beberapa pedagang seringkali tidak akurat.
“Kadang timbangan bisa lebih atau kurang dari angka yang seharusnya. Kalau terpaksa timbangan kurang, lebih baik harga dinaikkan, tapi timbangan harus tetap sesuai. Kami juga menawarkan harga grosir agar pedagang lain bisa tetap mendapatkan keuntungan yang layak,” tambahnya.
Sebagai pengusaha yang telah berjualan beras sejak tahun 1980-an, Hendra merasa bangga bisa mengelola toko keluarga yang kini sudah masuk generasi keempat. Ia menceritakan, dulu beras yang dipasok ke toko datang dalam karung goni dengan berat 100 hingga 150 kilogram. Selain itu, Hendra juga memperkerjakan banyak karyawan lokal yang sudah bekerja dengannya selama puluhan tahun.
Namun, Hendra juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap menurunnya omzet toko-toko lokal akibat persaingan ketat dengan toko ritel modern.
“Sekarang banyak toko ritel besar yang membuat persaingan semakin sengit, membuat pengusaha toko lokal seperti kami semakin kesulitan,” ujarnya. (to)