PROKALTIM,BALIKPAPAN – Puluhan mahasiswa dan warga yang tergabung dalam Aliansi Kota Minyak menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Balikpapan, Rabu (21/5/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap krisis bahan bakar minyak (BBM) yang berkepanjangan di kota yang dikenal sebagai penghasil minyak tersebut.
Humas Aliansi Kota Minyak, Maha Sanjaya, menyatakan bahwa aksi ini dilandasi kekecewaan mendalam terhadap Pertamina yang dinilai gagal menjamin ketersediaan BBM bagi masyarakat Balikpapan. Menurutnya, kelangkaan BBM telah mengganggu aktivitas harian warga, mulai dari sektor transportasi, produktivitas kerja, hingga roda perekonomian lokal.
“Masyarakat sudah terlalu lelah antre berjam-jam. Kota minyak seharusnya tidak krisis minyak. Ini ironi yang memalukan,” ujar Maha dengan tegas.
Para demonstran menuntut DPRD dan Pemerintah Kota Balikpapan segera memanggil pihak manajemen Pertamina dan memberikan sanksi tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
Aksi ini disambut langsung oleh Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri, didampingi Wakil Ketua Yono Suherman, Ketua Komisi IV Gasali, dan anggota Komisi II Japar Sidik. Mereka berdialog langsung dengan para demonstran guna mendengarkan aspirasi masyarakat.
Alwi menyatakan DPRD akan terus mengawal penyelesaian krisis BBM ini. Ia mengungkapkan bahwa DPRD telah dua kali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Pertamina. Pada pertemuan pertama, perwakilan Pertamina memilih keluar dari ruang rapat. Sementara pada pertemuan kedua, General Manager Pertamina Regional Kalimantan, Alexander, akhirnya hadir meskipun sempat sulit dihubungi.
“Memang sangat sulit berkomunikasi dengan GM Pertamina. Bahkan DPRD Provinsi pun mengalami hal serupa,” ungkap Alwi.
Menanggapi kritik netizen yang menuduh DPRD hanya “bermain sandiwara”, Alwi membantah keras dan menegaskan bahwa lembaganya bersikap serius dan tegas dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Ada enam poin yang kami sampaikan kepada GM Pertamina. Jika tidak dijalankan, kami minta GM mengundurkan diri meskipun itu bukan dalam kewenangan kami,” lanjutnya.
Berikut tujuh tuntutan utama demonstran yang turut didukung DPRD Balikpapan:
- Mendesak pencopotan Direktur Utama Pertamina Balikpapan.
- Mendesak Pertamina segera menyelesaikan persoalan kelangkaan BBM.
- Mendesak penambahan sarana dan prasarana distribusi BBM.
- Mendesak pengoperasian seluruh SPBU selama 24 jam.
- Mendesak keterbukaan data pasokan minyak di Balikpapan.
- Menuntut audit menyeluruh terhadap distribusi BBM.
- Mendesak pengaturan lalu lintas selama krisis BBM agar tetap tertib dan lancar.
Jika tuntutan tersebut tidak segera ditindaklanjuti, demonstran mendesak manajemen Pertamina Patra Niaga Balikpapan untuk mundur dari jabatannya. (to)