Press "Enter" to skip to content

Menteri Haji dan Umrah Dilantik, DPR: Perhatian Presiden terhadap Pelayanan Jemaah

PROKALTIM– Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang melantik Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan) sebagai Menteri Haji dan Umrah serta Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah.

Menurutnya, kehadiran kementerian ini menandai keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah. Namun, ia mengingatkan agar amanah besar tersebut tidak ternodai oleh praktik-praktik korupsi.

“Kami tentu menyambut baik lahirnya Kementerian Haji dan Umrah. Tetapi yang lebih penting, jangan sampai kementerian ini terjebak pada masalah klasik, yakni korupsi. Kasus korupsi kuota haji yang terjadi pada tahun 2024 harus menjadi peringatan keras. Itu tidak boleh terulang kembali,” tegas Maman di Jakarta.

Sebagai anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi masalah agama, sosial, dan pemberdayaan umat, Maman menegaskan bahwa pihaknya akan menjalankan fungsi pengawasan secara ketat.

Dia menekankan, praktik korupsi dalam pengelolaan haji bukan hanya merugikan negara, tetapi juga menyakiti perasaan umat Islam yang menunaikan rukun Islam kelima dengan penuh pengorbanan.

“Setiap tahun jutaan umat Islam menabung selama bertahun-tahun demi bisa berangkat ke tanah suci. Ketika ada penyalahgunaan kuota atau penyimpangan anggaran, itu artinya negara gagal melindungi hak jemaah. Kami tidak ingin hal itu terjadi lagi,” ujarnya.

Maman juga menekankan bahwa penyelenggaraan ibadah haji ke depan harus semakin profesional, modern, dan berorientasi pada pelayanan jemaah. Hal ini mencakup manajemen kuota, sistem digitalisasi pendaftaran, transparansi biaya, penyediaan akomodasi dan transportasi yang layak, hingga penguatan layanan kesehatan.

“Jemaah haji harus berangkat dengan tenang dan kembali dengan selamat. Negara berkewajiban memastikan semua aspek perjalanan dan ibadah berjalan lancar. Untuk itu dibutuhkan tata kelola yang profesional, bukan sekadar seremoni atau kepentingan politik,” tukasnya.

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *