PROKALTIM,BALIKPAPAN – Predikat Kota Layak Anak (KLA) tingkat Utama yang baru diraih Pemkot Balikpapan tak membuat pemerintah kota berpuas diri. Justru sebaliknya, predikat itu menjadi pemacu untuk mempercepat pembenahan fasilitas publik yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak.
Dua taman kota kini ditunjuk sebagai percontohan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA): Taman Bekapai dan Taman Tiga Generasi. Keduanya tengah digarap agar benar-benar memenuhi standar nasional yang ditetapkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA).
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, menegaskan, pembenahan ini bukan sekadar mempercantik taman. Fokus utama adalah keamanan dan kenyamanan anak sebagai pengguna utama ruang publik tersebut.
“Predikat KLA bukan hanya penghargaan. Itu tanggung jawab besar untuk memastikan setiap anak di Balikpapan mendapat ruang publik yang aman, nyaman, dan berkualitas,” tegas Nursyamsiarni.
Tanaman Duri Dilarang, Desain Disesuaikan Anak
Standar keamanan diterapkan ketat. Jenis tanaman yang berpotensi melukai, seperti bougenvil, tak akan ditemukan lagi di area bermain anak. Semua alat permainan juga wajib memenuhi standar keselamatan tidak tajam, tidak licin, dan dilengkapi pelindung.
Tak cuma soal fisik, unsur edukasi ikut diperkuat. DP3AKB bakal menambah papan informasi berisi pesan kebangsaan, keselamatan lingkungan, hingga pencegahan kebakaran. Tujuannya, taman tak hanya jadi tempat bermain, tapi juga sarana belajar yang menyenangkan.
“Taman harus punya fungsi ganda. Anak bisa bermain sambil belajar. Setiap elemen kami desain agar benar-benar ramah anak,” ujarnya.
Hal-hal kecil pun tak luput dari perhatian. Misalnya, tinggi bangku taman yang selama ini terlalu tinggi untuk anak-anak. Ke depan, semua detail akan disesuaikan agar anak bisa duduk nyaman tanpa harus memanjat.
Dua Taman Jadi Contoh Kota
Menurut Nursyamsiarni, instrumen penilaian RBRA meliputi banyak aspek, mulai aksesibilitas, partisipasi masyarakat sekitar, hingga keberlanjutan pengelolaan taman.
Pemkot menargetkan, hasil pembenahan di dua taman percontohan ini bisa menjadi model yang direplikasi di seluruh wilayah kota.
“Ke depan tak boleh ada taman yang hanya sekadar ada. Semua harus memenuhi standar agar anak-anak Balikpapan tumbuh di lingkungan publik yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan terbaik mereka,” pungkasnya. (to)







Be First to Comment