PROKALTIM,BALIKPAPAN — Sejumlah proyek strategis di Kota Balikpapan, termasuk pembangunan Rumah Sakit Balikpapan Timur yang dirancang menggunakan skema multiyears, terancam tertunda. Ancaman ini muncul setelah adanya pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Muhammad Taqwa, mengungkapkan bahwa rencana pembangunan telah dibahas dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025 dan APBD Murni 2026. Namun, pengurangan DBH membuat pemerintah kota harus melakukan penyesuaian anggaran.
“Ada beberapa proyek strategis yang direncanakan untuk 2025 dan 2026, termasuk rumah sakit di Balikpapan Timur. Tapi saat ini kami tengah mendiskusikan pengurangan dana dari pusat, yang besarannya mencapai sekitar satu koma sekian triliun,” ujar Taqwa saat ditemui wartawan, pada Rabu (1/10/2025).
Ia menambahkan, pengurangan DBH ini tidak hanya berdampak pada Balikpapan, tetapi juga pada berbagai daerah lain di Indonesia. Karena itu, pemerintah kota bersama DPRD akan melakukan rasionalisasi anggaran.
“Ini bukan hanya terjadi di Balikpapan atau 10 kabupaten/kota di Kaltim, tapi hampir seluruh Indonesia terdampak kebijakan fiskal ini,” katanya.
Terkait proyek pembangunan RS Balikpapan Timur, Taqwa menyebut kemungkinan adanya peninjauan ulang bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD.
“Melihat postur anggaran saat ini, kemungkinan akan ada pembahasan ulang terkait kelanjutan proyek-proyek prioritas, termasuk RS Balikpapan Timur. Pemerintah kota dan DPRD akan mengkaji kembali program mana yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditunda, setidaknya sampai kondisi keuangan kembali stabil,” jelas politisi Partai Gerindra itu. (to)
Be First to Comment