PROKALTIM – Hamas dan Israel resmi memulai fase pertama dari gencatan senjata yang telah disepakati, Minggu (19/1/2025), setelah berkonflik selama lebih dari satu tahun di Gaza, Palestina.
Ribuan warga Palestina berbondong-bondong meninggalkan pengungsian dan berjalan melintasi kawasan yang hancur karena invasi militer Israel menyusul pemberlakuan gencatan senjata yang sempat tertunda.
Mereka membawa tenda, pakaian, dan barang-barang pribadi mereka dalam upaya kembali ke rumah setelah mengungsi cukup lama agar terhindar dari bahaya yang selalu mengintai. Di perjalanan, mereka merayakan momen ini.
“Saya sangat, sangat bahagia,” ujar Wafa al-Habeel, dikutip dari CNN Indonesia. “Saya ingin kembali dan mencium tanah dan bumi Gaza. Saya merindukan Gaza dan orang-orang yang kami cintai,” sambungnya.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel diketahui sempat tertunda selama beberapa jam. Perdebatan di menit-menit terakhir terkait nama-nama sandera yang akan dibebaskan pada hari pertama menjadi alasan di balik penundaan tersebut.
Dan selama gencatan senjata belum resmi dimulai, Israel masih terus membombardir Gaza hingga menyebabkan 19 orang tewas dan 25 orang terluka.
Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari adalah tiga sandera pertama yang dipulangkan dari Gaza dari total 33 sandera yang disepakati akan dibebaskan dalam fase pertama ini.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 1.900 warga Palestina yang selama ini ditahan di penjara-penjaranya. Banyak dari sandera itu diyakini telah tewas.
Selain pertukaran sandera antara Hamas dan Israel, akan ada ratusan truk yang membawa bantuan masuk dari Mesir ke Gaza setiap harinya. 50 di antaranya membawa bahan bakar. (*)