PROKALTIM – Gelombang protes dari Koalisi Masyarakat Sipil kembali bergema di ibu kota, Jakarta, melalui aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap”. Ribuan massa berkumpul sejak Senin (17/2/2025) siang dan melakukan long march dari Taman Ismail Marzuki (TIM) menuju Istana Negara untuk menyuarakan sejumlah tuntutan.

Salah satu sorotan utama dalam aksi ini adalah reformasi total Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Para peserta aksi menilai bahwa institusi kepolisian perlu dirombak guna menghilangkan budaya represif dan meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Selain itu, massa juga menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan yang dianggap berpotensi memperkuat impunitas aparat serta melemahkan pengawasan terhadap institusi penegak hukum.

Tuntutan lain yang turut disuarakan adalah efisiensi dan perombakan kabinet pemerintahan Merah Putih. Massa aksi menilai keduanya justru menjadi celah untuk praktik pemborosan anggaran dengan para pejabat yang tidak bertanggung jawab.

Tak hanya menyasar aspek hukum dan pemerintahan, aksi ini juga menyoroti evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah. Massa menuntut agar program ini dijalankan dengan transparansi dan tidak dijadikan alat politik semata.

Selain itu, massa juga mendesak realisasi tunjangan kinerja bagi para dosen demi meningkatkan kesejahteraan akademisi serta menjaga kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Koalisi Masyarakat Sipil menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk tekanan terhadap pemerintah agar segera menanggapi berbagai persoalan yang diangkat.

Jika tuntutan tidak direspons, massa aksi Indonesia Gelap mengancam akan terus melakukan aksi serupa di berbagai daerah sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. (*)