SAMARINDA, PROKALTIM- Penanganan pemulasaran jenazah yang meninggal karena Covid-19 menjadi perbincangan, ini terjadi di Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, dikarenakan tim pemulasaran yang memiliki 10 anggota, terbagi menjadi 2 tim yaitu pemulasaran jenazah prempuan dan laki-laki, yang anggotanya rata-rata sudah memasuki usia lanjut (lansia), sehingga terjadi hambatan pengurusan jenazah.
Hal ini dibenarkan oleh lurah Gunung Kelua, Ahmad Suriani yang akrab disapa memet. Dirinya mengaku pembentukan tim pemulasaran kelurahan gunung kelua ini terbilang baru dan rata-rata anggotanya usia lanjut dan belum terbiasa, ada rasa takut.
Begitu juga yang terjadi di RT 25, ada warga yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri, meninggal pagi namun diketahui di waktu petang, Ketua RT 25 Abdul Rohman mengatakan pihaknya tidak tahu kalau ada warganya yang meninggal dunia, saat itu dirinya yang sedang membagikan paket sembako untuk warganya yang sedang isoman, tak lama warga yang disambanginya untuk diberikan sembako memanggil kembali dirinya dan mendapatkan kabar kalau ibunya yang sedang isoman meninggal dunia sejak Pukul 11.00 Wita siang tadi.
“Saya antarkan sembako, belum jauh pergi di panggil salah satu anaknya, dan berkata kalau ibu sudah meninggal sejak pukul 11.00 Wita tadi. Segera saya hubungi pak lurah,” Kata Abdul Rohman.
Saat disinggung tentang terlambat nya penanganan tentang salah satu warganya yang meninggal dunia pada, di Jalan H Suwandi RT. 24 Jumat (30/7) dari jam 11.00 Wita pagi, dirinya mengaku baru dapat kabar dari ketua RT setempat sekitar Pukul 19.00 Wita.
“Kami tidak tahu menahu tentang hal ini, karena keluarga yang ini sedikit tertutup, jadi setelah pak RT antarkan sembako sore hari baru tau bahwa salah satu penghuni rumah meninggal dunia,” Jelasnya
Setelah mendapatkan laporan dari RT setempat dirinya pun segera berkordinasi kepada perangkat kelurahan yakni Bhabinkamtibmas dan Babinsa hingga akhirnya menuai solusi untuk tindak lanjut proses evakuasi jenazah tersebut dengan dibantu tim Inafis Polresta Samarinda dan relawanya.
“Habis dapat kabar, langsung kordinasi dengan pak Bhabinkamtibmas dan Babinsa, alhamdulillah dapat solusi, prosesnya evakusi jenazah dibantu tim Inafis Polresta Samarinda serta Relawanya,” Ungkap Lurah Gunung kelua.
Sesuai instruksi Walikota Nomor 440/22348/100.0 Tentang pembagian Tugas Surveilans Kecamatan.
“Sesuai instruksi pak wali Kota, kami bentuk tim pemulasaran, jadi kemarin saja pas di pemakaman mau masukan peti kelubang ‘masih gitir-gitir’ –gemetar–,” Ujar Memet Lurah Gunung Kelua.
Saat di singgung mengenai angka berapa warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) serta solusi apa yang dilakukan, dirinya menjelaskan hingga Minggu (1/8) sesuai laporan staf kelurahan sudah ada 30 jiwa yang menjalani isolasi mandiri khusunya 7 RT dilingkungan Jalan H. Suwandi.
“Solusi yang bisa dilakukan saat ini ialah melakukan pendataan serta edukasi dan komunikasi kepada para ketua RT untuk dapat melaporkan warganya yang menjalani isolasi mandiri dan melakukan desinfeksi (penyemprot desinfektan masal) dilingkungan.”ungkapnya.
Ada 30 jiwa yang isoman, langkah solusi dilakukan pendataan, edukasi dan komunikasi kepada seluruh ketua RT tentang penangan sedini mungkin dan melakukan penyemprotan cairan desinfektan. (Sam/adl)