BALIKPAPAN,PROKALTIM – Penanganan banjir Balikpapan masih jadi skala prioritas yang direncanakan oleh Organisasi perangkat daerah (OPD) di era kepemimpinan Wali Kota Balikpapan, H Rahmad Mas’ud dan didukung dengan DPRD Kota Balikpapan sebagai pengawas, salah satunya langganan banjir di Perumahan Graha Mulawarman dan Perumahan Pondok Asri, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, untuk itu Komisi III DPRD Balikpapan melakukan Inpeksi Dadakan (Sidak) di tempat tersebut.
Selain dihadiri Komisi III, juga turut hadir Dinas Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Kaltim, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Camat Balikpapan Timur, serta Ketua LPM Kelurahan Manggar dan sejumlah ketua RT yang terkait.
Camat Balikpapan Timur, Suwandi mengatakan, bahwa daerah Graha Mulawarman itu ada 9 RT, terkait banjir, sudah berulangkali menerima laporan dari masyarakat. Dan tiap tahun diprioritaskan soal Penanganan banjir di Kelurahan Manggar di Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).
“Masalah banjir, sejak saya baru menjabat tiga bulan menjadi Lurah Manggar di tahun 2012 sudah ada terjadi banjir. Kami selalu minta usulan pembenahan drainase, dengan dilebarkan dan dipatenkan dan disiring agar air mengalir lancar,” kata Lurah Manggar, pada Senin (23/5/2022).
Dia juga menyampaikan, meminta dibuatkan bozem untuk menghindari penumpukan sedimen, biar lumpur tidak menumupuk tapi dialirkan dulu ke bozem dan air yang keluar betul-betul air yang jernih.
Sidak tersebut dipimpin Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri mengatakan, bukan hanya perluasan drainase, namun PR untuk mewujudkan bendali yakni perlu adanya pembebasan lahan baik dari Pemerintah atau warga sekitar. Dan apalagi permasalahan banjir di daerah tersebut sangatlah memprihatinkan.
“Jika tidak ada pembebasan lahan untuk pembangunan bendali ini akan rumit, maka perlu adanya pembebasan lahan baik dari Pemerintah maupun warga,” katanya kepada media seusai melakukan sidak.
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Nurhadi juga menyampaikan, dengan berjalannya waktu, apalagi dengan adanya jalan tol, banjir semakin meninggi dan sangat mengkhawatirkan. Dan banjir di tempat tersebut memang sudah terjadi bahkan sebelum tahun 2014.
“Dulu hanya semata kaki sekarang sampai semata kita, semenjak adanya jalan tol semakin parah banjirnya. Karena air yang keluar jalan tol itu langsung menggenangi perumahan warga,” ucap Nurhadi, salah satu daerah pemilihan (Dapil) Balikpapan Timur dari politisi PPP.
Dia menginginkan solusi pembebasan lahan demi pembangunan bozem segera tuntas. Bahkan jika tidak ada lahan, mau tidak mau pihak DPU harus memberikan pembebasan lahan.
“Kami malu, jika kami enak-enak dirumah, tapi warga disini menderita kebanjiran, mohon kerjasamanya, kasihan warga kami yang terdampak ini. Jangan jadikan alasan kalau pengembang belum menyerahkan Fasum atau Fasos-nya ke Pemerintah Kota (Pemkot),” ungkapnya.
Lanjut Nurhadi, jadi jangan hanya sekedar bagi-bagi nasi bungkus bagi korban banjir masalah sudah dianggap selesai.
Sementara itu, Kabid SDA DPU Balikpapan, Rahmat menyampaikan, seiringnya waktu dengan adanya pembangunan jalon tol jadi mulai terabaikan. Sebenarnya dulu perencanaan pembangunan bendali memang diprioritaskan, namun dia berharap pihak pengembang segera menyerahkan fasum dan fasos ke pemkot agar menjadi bahan pertimbangan.
“Tahun 2022 memang ada rencana pembuatan master plan drainase, sehingga akan menjadi kajian, jadi diharapkan pengembang perumahan segera menyerahakn fasum dan fasos-nya,” ucapnya. (to)