BALIKPAPAN, PROKALTIM – Pandemi Covid-19 masih membayangi kehidupan masyarakat. Meski demikian, kondisi ini bukan menjadi halangan bagi sineas muda Balikpapan untuk menghasilkan karya terbaiknya.
Kemarin (30/3) malam, Malam Anugerah Balikpapan Film Festival sukses digelar di Gedung Parkir Klandasan. Perhelatan ini digelar menerapkan protokol kesehatan ketat. Panitia acara hanya mengundang para nominator dan beberapa tamu saja.
Untuk diketahui, tahun ini merupakan tahun kedua digelarnya Balikpapan Film Festival. Kegiatan besutan Komunitas Sineas Muda Balikpapan (KSMB) dan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Kota Balikpapan ini merupakan wadah bagi para pegiat film.
Dalam sambutannya, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, ada tiga hal penting dalam Balikpapan Film Festival 2021. Ketiga hal itu adalah menjadi ajang bagi para sineas muda untuk menampilkan karyanya, menunjukkan bahwa ekonomi di Kota Minyak berjalan dengan baik, dan kegiatan ini merupakan bagian dari penyelamatan film Indonesia.
“Pandemi Covid-19 tidak boleh mematikan karya kita. Ini justru menjadi tantangan. Mari selamatkan film Indonesia, mari semangati anak-anak muda Balikpapan untuk berkarya,” kata wali kota dua periode ini.
Kepala Disporapar Balikpapan, Doortje Marpaung mengungkapkan, dengan adanya Malam Anugerah Balikpapan Film Festival dapat memotivasi anak muda untuk menjadi generasi yang memiliki inovasi dan kreasi. Kedua hal ini bisa menjadi bekal untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga nantinya dapat bersaing.
“Ayo, anak-anak muda Balikpapan, nantinya ada ibu kota negara di sini, insan-insan perfilman ini yang bisa diandalkan,” katanya di sela-sela acara.
Menurutnya, para peserta Balikpapan Film Festival merupakan pemenang. Dirinya berharap tidak ada yang berkecil hati karena belum mendapat juara.
“Semua yang berani mendaftar menjadi peserta adalah pemenang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Balikpapan Film Festival, Abdul Rachman Rizky mengatakan, tahun ini ada sebanyak 30 film dari kategori pelajar dan umum yang telah mendaftarkan hasil karyanya. Animo peserta mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya 20 karya. Karya para peserta tersebut dinilai oleh tiga dewan juri, yakni Fathurrahman, Ahmad Fhad Pahlevi, dan Fadhil K Jafar.
“Saya melihat dari 30 peserta, judul film, dari credit title crew dan peserta yang terlibat, itu bisa mencapai 300 orang. Jadi, ini menandakan ada kecintaan terhadap film,” ujar pria berkacamata ini.
Dengan banyaknya karya yang dikirimkan di tengah pandemi yang membuat kondisi terpuruk, lanjutnya, anak muda membuktikan bisa bangkit dan terus berkarya. Perfilman cukup signifikan dalam mendukung ekonomi kreatif.
“Sektor film ini sendiri banyak ekosistem, banyak yang terlibat di dalamnya. Ketika bisa bersinergi, itu bisa menghasilkan poin-poin, utamanya untuk meningkatkan industri kreatif,” tutupnya. (dah)
