Search
Search
Close this search box.

Kampung Wisata di Pedalaman Kaltim Punya Perusahaan Listrik

kampung merabu
Franly Oley dan para pegiat lingkungan di depan kantor PLTS Sinang Puri Energy.

BERAU, PROKALTIM – Sebuah kampung wisata di Kabupaten Berau, mengelola pembangkit listrik sendiri. Kampung bernama Merabu berada di Kecamatan Kelay, tak butuh PLN untuk memenuhi keperluan sekitar 300 warganya.

Kampung Merabu berada di lokasi pedalaman. Desa seluas 22 hektar itu berjarak 74 kilometer dari Tanjung Redeb, ibukota Kabupaten Berau.

Untuk menuju desa yang berada di kaki pegunungan karst, pengunjung harus menempuh perjalanan darat sekitar 4 jam.

Listrik di Kampung Merabu mulai beroperasi tahun 2018, ketika warga kampung berhasil menjaga dan mengelola kawasan  hutan lindung.

“Pembangkit listrik itu bantuan dari lembaga donor dari Amerika, namanya Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI),” kata Franly Apriliano Oley (33 tahun). Ia adalah mantan Kepala Kampung Merabu.

Bantuan itu datang lantaran warga Kampung Merabu dinilai berhasil melindungi hutan lindung di kawasan karst. Warga setempat didampingi LSM The Nature Conservacy (TNC) mendapat izin alihfungsi hutan lindung menjadi hutan desa dalam program perhutanan sosial pada tahun 2014.

Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 28/Menhut-II/2014 tanggal 9 Januari 2014, tentang Penetapan Areal Kerja Hutan Desa Merabu seluas 8.245 hektare.

Kampung Merabu menjadi kampung pertama yang memiliki hutan desa.

Menurut Franly, sebenarnya tidak ada perlakuan yang berubah atas perubahan status itu. Masyarakat tetap dilarang menebang pohon, dilarang menanam sembarangan, serta hanya bisa memanfaatkan melalui jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu seperti madu dan rotan.

Baca juga  BKSDA Kaltim dan BOSF  Lepasliarkan 4 Orangutan di Hutan Kutai Timur

“Bahkan kewajiban kami bertambah, patroli hutan dan mengamankan kawasan,” katanya.

Perubahan status itu menjadi perhatian besar karena kampung sekitar Merabu mengusulkan peralihan menjadi HPL (Hak Pengelolaan Lahan) untuk ditanami kelapa sawit.

“Pada saat itu masyarakat masih berpikir bahwa kampung dianggap kaya karena batubara atau sawit. Karena itu kami dianggap spesial. Sehingga tidak sulit bagi kami untuk mendapatkan bantuan bidang lingkungan. Dari bantuan itu kami kembangkan ekonomi, kami kembangkan wisata,” katanya.

Salah satu bantuan datang pada 2016 Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) dari Amerika. Mereka membangunkan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 300 kWp. Padahal kebutuhan warga cuma 25 kWp.

“Dibangunkan 300 kWp supaya bisa dipakai 20 tahun lebih,” ujar Franly yang menjabat Direktur Operasional ini.

Proyek sneilai Rp 300 miliar itu berwujud PLTS di atas lahan 1 hektar dengan 115 panel surya. Daya puncak yang dihasilkan mencapai 311 kWp.

“Kami dikasih jaringan sampai dalam rumah, meteran token. Sehingga makainya kaya di kota juga. Kami tak pakai limiter sehingga bebas berapapun pakainya. Sistem prabayar,” jelasnya.

Baca juga  Kurangnya Kepengawasan Dari Pemerintah Daerah Terhadap Hutan Mangrove

PLTS itu dihibahkan ke kampung, sehingga memiliki izin wilayah usaha di kementerian. Kampung membentuk Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) bernama PT Sinang Puri Energi yang menggenggam 51 persen saham PLTS. Sisanya milik develpoer PT Akuo Eenergy yang merupakan kepanjangan tangah MCAI sebagai garansi operasional 20 tahun.

“Hasil usaha keseluruhan dikelola Sinang Puri Energy. Semua hasil usaha untuk biaya produksi pemeliharaan, dan operasional,” kata peraih penghargaan Satu Indonesia Awards dari Astra ini.

PLTS itu menggunakan teknologi mutakhir, sehingga  jarang rusak. Kalau ada masalah teknis, mereka selalu didampingi ahli dan kasih solusi.

Kampung Merabu selain tercatat sebagai kampung pertama pemilik Hutan Desa, juga menjadi satu-satunya desa yang mengelola energi secara mandiri.

Kampung Merabu saat ini dikenal sebagai tujuan wisata alam dan konservasi. Daerah itu punya gua prasejarah yang berisikan cetakan tangan manuia dan binatang purba, gugusan karst serta danau di tengah hutan.

Tak kalah menarik adalah Puri Kerima, ‘perpustakaan’ Kampung Merabu yang menyimpan koleksi fosil, kayu dan hasil penelitian dari organisasi The Nature Conservation (TNC). (*)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kaltim News

EO KALTIM

Borneo Land Promosindo percaya bahwa konsumen dan pemahaman pasar adalah cara terbaik untuk mengaktifkan kualitas dan merek

VENDOR EVENT DAN DESIGN

Jasa Tukang Interior, Stand Pameran, Spesial Desain, Partisi Pameran, Panggung, Backdroop, Photobooth, Flooring, Black Curtain, dan Dekorasi Event Lainya

OUTBOUND KALTIM

Outbound merupakan suatu bentuk kegiatan di alam terbuka yang berguna untuk mengembangkan kemampuan di bidang manajemen dan pengembangan diri.

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]