Search
Search
Close this search box.

BKSDA Kaltim dan BOSF  Lepasliarkan 4 Orangutan di Hutan Kutai Timur

4 orangutang diangkut menggunakan 3 unit kendaraan menuju Kutai Timur. (foto: Ps)

SAMARINDA,PROKALTIM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, kembali melakukan pelepasliaran 12 orangutan hasil rehabilitasi di dua pusat rehabilitasi orangutan. Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah, dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur.

Pelepasliaran di Kalimantan Tengah berlangsung di Hutan Lindung Bukit Batikap, sementara pelepasliaran di Kalimantan Timur berlangsung di Hutan Kehje Sewen.

Di Kalimantan Tengah pelepasliaran dilakukan terhadap delapan orangutan ke Hutan Lindung Bukit Batikap, terdiri dari lima jantan dan tiga betina. Pada 6 November 2023 lalu.

Sedangkan BKSDA Kalimantan Timur melepasliarkan empat orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen di Kutai Timur.

Kepala Balai KSDA Kalimantan Timur, M. Ari Wibawanto mengatakn pelepasliaran di Kalimantan Timur dilaksanakan setelah pelepasliaran di Kalimantan Tengah selesai. Pada Kamis, 9 November 2023.

Orangutan dibawa melalui perjalanan darat dari kantor BKSDA Kaltim menuju Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur, selanjutnya akan dilakukan estafet menggunakan helikopter menuju ke titik-titik pelepasliaran di jantung Hutan Lindung Bukit Batikap Kutai Timur.

“Jadi perjalanan menuju Muara Wahau akan memakan waktu sekitar 12 jam, nanti setiap 12 jam akan di lakukan pengecekan oleh tim untuk memastikan keadaan orangutan tersebut setiap 2 jam sekali,” ungkap Ari.

Ari menjelaskan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, tim pelepasliaran membawa empat orangutan yang terdiri dari dua jantan dan dua betina, yang berusia antara 13 – 21 tahun, ke pulau pra-pelepasliaran Juq Kehje Sewen di Muara Wahau, Kutai Timur.

Hutan Kehje Sewen jaraknya cukup jauh dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari dan membutuhkan waktu sekitar 2 hari 1 malam dengan menggunakan mobil dan perahu secara bergantian untuk sampai ditujuan

“Waktu perjalanan ini pun sangat bergantung terhadap kondisi lapangan, termasuk kondisi jalan yang rentan terhadap longsor, yang bisa menghambat akses transportasi. Oleh karena itu, pilihan untuk menggunakan helikopter menjadi sangat penting karena dapat memangkas waktu perjalanan dan mengurangi risiko melintasi jalanan yang rentan terhadap longsor dan kendala lainnya,” tambahnya.

Dengan langkah ini, pihaknya tidak hanya membebaskan orangutan ke habitat aslinya, namun juga membuka pintu harapan bagi kelangsungan hidup spesies orangutan dan keberlangsungan ekosistemnya.

Kerjasama yang baik antar pemerintah dan masyarakat. BKSDA Kalimantan Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah serta Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) telah menghasilkan dampak positif bagi keberlangsungan hidup orangutan.

“Semoga langkah ini menginspirasi banyak pihak untuk ikut serta dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia,” harapnya

Aldrianto Priadjati, Manager Regional Kalimantan Timur, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) mengatakan jika pihaknya telah bekerja dengan BKSDA dan telah melepasliarkan sebanyak 126 orangutan sejak tahun 2012 lalu.

“Jadi hari ini ada 4 orangutan akan dilepaskan ke habitatnya jadi sudah 130 orangutan yang kami tilis bersama BKSDA Kaltim,” ujar Aldrianto.

Pihaknya menabahkan jika dalam perjalanan menuju titik rilis di Kutai Timur ada 2 tim medis yang disiapkan untuk mengawal sepanjang perjalanan.

“1 tim dari Samarinda dan 1 tim lainnya standby di Kutai Timur,” tadasnya. (Ps)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]