BALIKPAPAN,PROKALTIM – Kecamatan Balikpapan Timur didominasi wilayah perairan dengan luasan 92,42 km persegi dan wilayah darat 137.158 km persegi. Dari luasan itu, potensi komoditas perairan sangatlah besar seperti halnya budidaya rumput laut. Salah satunya di wilayah Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur. Dengan budidaya rumput laut beberapa hektare.
Mustafa, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pantai Smacly juga anggota Kelompok Tani Rumput Laut Cikal Bahari Mandiri Kelurahan Lamaru mengatakan, belum lama ini Kelompok Tani Rumput Laut Cikal Bahari Mandiri Kelurahan Lamaru dikukuhkan dengan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan.
“Anggotanya sudah berjumlah belasan orang, dengan baru dimulai setahun lalu dengan luasan lumayan besar, dan ada beberapa hektare cukup membantu warga sekitar,” kata Mustafa, kepada awak media, pada Kamis (16/2/2023).
Dia juga menyampaikan, awalnya cukup lamban pergerakan budidaya rumput laut di wilayah Lamaru karena bergerak sendiri, akhirnya warga sekitar tertarik mengikutinya setelah melihat beberapa kali kegiatan panen maupun mengelola rumput laut yang benar yang dapat menghasilkan pemasukan.
“Rumput laut yang kering dijual dengan harga Rp 27 ribu per kIlogram dan yang masih basah dijual dengan harga Rp 4 ribu per kilogram. Juga membuka praktik untuk anak-anak sekolah pelayaran (SMK Negeri 5 Lamaru). Masyarakat yang di dalamnya ada pelajar juga ibu-ibu dan petaninya,” ucapnya.
“Dengan penghasilan panen berkisar puluhan ton dan dinilai mampu memenuhi keinginan pasar. Budidaya rumput laut ini merupakan kegiatan yang sangat menjanjikan dan memang untuk menyejahterakan petani nelayan khususnya, bahkan sudah dikirim ke sejumlah daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Mustafa juga menjelaskan, pasti ada gangguan yang kerap terjadi baik dari cuaca seperti angin selatan dan hujan, sehingga hasilnya menurun. Pihakknya juga berharap lahan budidaya rumput laut tetap terjaga dari adanya gangguan nelayan yang mendogol yang memang sudah dilarang pemerintah karena merusak biota laut.
“Memang kawasan pertanian budidaya rumput laut rawan, terutama kepada kapal-kapal nelayan yang mendogol. Yang lalu kita sudah sampaikan kepada Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKKP), DP3 dan pihak-pihak terkait supaya para petani tersebut, bisa terlindungi dari nelayan-nelayan nakal. Karena lahan budidaya rumput laut sering rusak, tali-tali gantungan rumput laut tertarik kapal nelayan,” ungkapnya. (to)