BALIKPAPAN,PROKALTIM – Lembaga Budaya Melayu Kalimantan (LBMK) resmi dideklarasikan, dalam rangka mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya yang turun temurun diwariskan leluhur di Tanah Kalimantan.
Resmi menjabat sebagai Ketua LBMK Adalah H. Fadlan Hamid, yang berasal dari tokoh agama.
Lembaga ini diinisiasi oleh tokoh budaya dan masyarakat serta dari berbagai suku di antaranya dari tokoh masyarakat Tidung, Li’dung, Kutai, Banjarmasin, Belau, Paser, Kesultanan Bulungan, Kesultanan Berau, Banjar, dan Malinau.
Ia membeberkan, Kalimantan merupakan pulau terbesar dari seluruh kepulauan di Indonesia dikenal juga Archivivago of Indonesia dan merupakan bayo diversity, budaya terbesar di dunia karena di dalamnya ada didiami multi etnik.
Salah satu etnik suku terbesar dan berpengaruh di Kalimantan yang mendiami seluruh pesisir Kalimantan mulai dari Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim dan Kaltara, Sabah, Brunei Darussalam, beragam budaya mirip dan hampir sama dengan etnik suku suku yang ada di Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Kepulauan Mindanau di Filipina.
“Kesamaan itu tidak lain adanya pengaruh ajaran agama Islam. Karena agama Islam mengatur tata kehidupan sehari-hari, maka terbentuk kebiasaan menjadi tradisi dan menjadi adat serta menjadi budaya,” ungkap H. Fadlan Hamid, yang di temui oleh wartawan prokaltim.com, jumat (19/05/2023).
Sehingga lanjutnya, Lembaga Adat Melayu Kalimantan dibentuk bertujuan menggali, membina, melestarikan dan memelihara serta mengembangkan nilai adat dan nilai sosial budaya sebagai landasan memperkuat tokoh jati diri masyarakat Melayu di Kalimantan.
Lebih jauh ia menjelaskan adat istiadat Melayu Kalimantan dalam perjalanan sejarah membuktikan telah tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah dan memberikan andil yang cukup besar terhadap kelangsungan masyarakat, berbangsa dan bernegara baik.
Dan lanjutnya, adat istiadat ini memberikan ciri bagi suatu daerah dan menjadi soko gulu dalam kehidupan.
Tentu perlu dibina, dipelihara dan dilestarikan sebagai upaya memperkaya khazanah budaya bangsa, ketahanan budaya bangsa sebagai pilar mendukung kelangsungan pembangunan nasional dan Kaltara.
“Karena baru terbentuk, kami akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk membina masyarakat budaya yang ada di seluruh Kalimantan khususnya Kaltara,” urainya.
Bermacam adat budaya tergabung dalam lembaga ini diharapkan dapat mempersatukan masyarakat budaya di Kalimantan. Kemudian bisa membantu meredam ketika muncul konflik, memberikan ketenangan kepada masyarakat.
“Kita hidup bersama di satu negara dengan adat istiadat berbeda. Jangan sampai nanti di antara adat budaya ada benturan sehingga diharapkan bisa hadir meredam bekerja sama di Kalimantan,” tukasnya.(Far)
