PROKALTIM.COM, JAKARTA – Meskipun telah lama dideteksi ada di Indonesia, namun masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang HIV-AIDS. Informasi tentang cara penularan, pencegahan, pengobatan, dan berbagai informasi dasar tentang HIV-AIDS perlu terus dikembangkan.
Demikian diungkapkan Akbar Prayuda, Ketua Pelaksana Community Transformation Conference (CTC) 2023 atau #CTC2023 di Surabaya, Jumat (10/11).
“Pemerintah menyatakan kasus pertama HIV-AIDS terdeteksi ada di Indonesia pada tahun 1987. Itu lebih dari tiga puluh tahun lalu. Tapi kenyataannya, masyarakat umum banyak yang masih belum paham tentang HIV-AIDS,” ujarnya di sela-sela penutupan acara #CTC2023 dalam rilis yang diterima redaksi
Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan RI melaporkan sejak pertama kali ditemukan pada 1987, secara kumulatif jumlah kasus HIV dan AIDS hingga Maret 2023 di Indonesia mencapai 522.687 kasus. Laporan itu juga menyebutkan sebanyak 507 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia telah melaporkan adanya kasus HIV dan AIDS.
Menurut Akbar, ketidaktahuan bisa jadi salah satu penyebab munculnya stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV (ODHIV). Stigma atau anggapan buruk tentang HIV-AIDS ini akan semakin kuat apabila masyarakat justru menerima informasi yang keliru.
Akbar mencontohkan, dalam kegiatan #CTC2023 yang menghadirkan banyak pihak ini, dirinya banyak menerima pertanyaan tentang cara penularan dan pengobatan HIV. Bahkan, menurutnya, panitia akhirnya menambah sesi kelas informasi dasar tentang HIV-AIDS untuk menjawab kebutuhan itu.
Demikian juga dengan topik mengenai pengobatan. Sebagai informasi, ODHIV dapat menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) secara rutin. Informasi menyangkut perkembangan terapi dan tata laksana pengobatan ARV ini sangat dibutuhkan banyak orang.
Community Transformation Conference (CTC) 2023, atau #CTC2023 adalah kegiatan yang digelar oleh Indonesia AIDS Coalition (IAC), yang berlangsung di Surabaya, mulai 6 hingga 10 November 2023. Kegiatan bertajuk ”Transformasi Komunitas: Merangkul Keberagaman, Mendorong Keterlibatan yang Setara bagi Komunitas” ini dihadiri sekitar 450 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain diikuti oleh perwakilan komunitas dan organisasi mitra kerja IAC, sejumlah lembaga juga berpartisipasi dalam #CTC2023, di antaranya Kementerian Kesehatan RI, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Kantor Staf Presiden, Dinas Kesehatan kota/kabupaten, Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI), Konsil LSM Indonesia, serta perwakilan badan PBB seperti UNAIDS, UN Women, UNFPA, ILO, dan UNDP.
Kegiatan selama lima hari ini diharapkan menjadi wadah bagi semua kalangan untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam menanggulangi HIV di Indonesia. Menurut rencana, kegiatan serupa akan kembali digelar dua tahun mendatang dengan tajuk yang berbeda. (*)