Press "Enter" to skip to content

Belanda Kembalikan Fosil “Manusia Jawa” ke Indonesia, 40 Ribu Koleksi Akan Menyusul

PROKALTIM.COM – Pemerintah Belanda resmi mengembalikan fosil prasejarah legendaris “Manusia Jawa” (Java Man) ke Indonesia, menandai babak penting dalam upaya restitusi warisan kolonial. Fosil yang dikembalikan terdiri dari tutup tengkorak, gigi geraham, dan tulang paha, yang selama ini dikenal sebagai spesimen pertama Homo erectus, serta sebuah cangkang kerang yang pernah tergores oleh manusia purba.

Penyerahan dilakukan dalam sebuah seremoni di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (17/12). Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, secara simbolis menyerahkan fosil tersebut kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Benda-benda ini telah berada di Belanda selama lebih dari 130 tahun, sejak dibawa oleh ilmuwan Belanda Eugène Dubois pada akhir abad ke-19 saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda.

Pengembalian Java Man menjadi tahap awal dari rencana repatriasi sekitar 40.000 fosil dan sampel tanah yang dikumpulkan Dubois dari bantaran Sungai Bengawan Solo dan lokasi lain di Jawa. Sisa koleksi tersebut dijadwalkan menyusul kembali ke Indonesia pada 2026.

Kasus ini menarik perhatian dunia karena merupakan salah satu klaim restitusi pertama yang melibatkan fosil prasejarah, bukan artefak budaya. Perdebatan bergeser pada isu kedaulatan ilmiah dan kepemilikan pengetahuan, mengingat fosil-fosil itu diambil dalam konteks kolonialisme, eksploitasi sumber daya, dan pemaksaan terhadap masyarakat lokal.

Indonesia sebenarnya telah mengajukan permintaan pengembalian sejak 1949, tak lama setelah merdeka. Namun baru pada 2020, setelah komite penasihat pemerintah Belanda merekomendasikan restitusi koleksi era kolonial, proses ini mendapatkan lampu hijau. Studi asal-usul koleksi menyimpulkan bahwa fosil-fosil tersebut kemungkinan diambil tanpa persetujuan masyarakat setempat.

Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Sri Margana, menilai pengembalian ini membuka peluang riset baru bagi ilmuwan Indonesia dan sekaligus mengakui peran masyarakat adat dalam penemuan tersebut. Sementara bagi museum Belanda Naturalis, pengembalian Java Man berarti kehilangan koleksi ikoniknya.

“Ibarat Night Watch kami yang pergi,” ujar Direktur Naturalis Marcel Beukeboom.

Repatriasi ini dipandang sebagai langkah menuju keadilan historis dan ilmiah, serta penguatan peran Indonesia dalam menulis ulang sejarah evolusi manusia di Asia.

Penulis : Anwar Chow
Editor : Aris Darmawan

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *