Search
Search
Close this search box.

Sepeda Listrik Buatan Mahasiswa Unpad Ditargetkan Bisa Diproduksi Massal

Jakarta – Sekelompok mahasiswa Universitas Padjajaran mengembangkan sepeda listrik bertenaga matahari dengan harapan dapat mengurangi emisi karbon di lingkungan kampus.
Inovasi mereka meraih dua penghargaan tahun ini.

Mereka berharap bisa memproduksi massal sepeda listrik ini mulai 2021. Sejumlah warga kampus diminta untuk ikut mencoba sepeda yang dinamai Easy Bike ini.

Apa saja yang perlu mereka lalui untuk bisa mencapai mimpi mereka memproduksi massal sepeda ciptaan mereka?

Pemuda Yogyakarta ‘kurang kerjaan’ berhasil ubah saluran air penuh sampah dan bau jadi tempat wisata ikan koi
Singapura jadi negara pertama yang setujui penjualan daging yang dikembangkan di laboratorium
Pengusaha muda sembunyikan keberhasilan bisnisnya yang bernilai miliaran ‘karena ‘malu’
Kamarudin Anhar melaju dengan sepedanya di area kampus Universitas Padjajaran (Unpad) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Kontur jalan yang turun naik, terlihat tidak menjadi hal yang sulit baginya.

Bahkan mahasiswa Fakultas MIPA ini dapat melalui tanjakan tanpa mengayuh pedal sama sekali.

Ia tengah melaju menggunakan sepeda listrik Easy Bike yang dirancang oleh sekelompok mahasiswa Unpad dengan konsep bertenaga surya.

Mahasiswa perancang Easy Bike tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler Student Energy.

Mereka membuat sepeda listrik ramah lingkungan dengan harapan juga dapat memudahkan mahasiswa berkeliling di area kampus yang luasnya mencapai 174 hektare dengan kontur berbukit di kawasan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat itu.

Tampilan fisik Easy Bike sama dengan sepeda listrik lainnya, memiliki motor di roda belakang dan dilengkapi baterai serta adaptor.

Kelebihannya, adalah konsep menggunakan energi bersumber dari tenaga matahari.

“Kita berharap Easy Bike ini sebagai salah satu [cara] untuk mewujudkan Unpad green campus karena kalau kita naik sepeda listrik sudah pasti menghasilkan energi karbon nol, sangat tidak ada emisi karbonnya,” tutur Mutiara Nawansari, anggota tim perancang Easy Bike, kepada Yulia Saputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Lebih lanjut Mutiara mengemukakan alasan mengapa mereka tidak mengkonsep sepeda listrik itu dengan tenaga listrik.

“Kalau kita menggunakan sepeda listrik untuk ngecas di PLN, itu akan sama saja kita masih menggunakan bahan bakar fosil, makanya kita menggunakan charging station dari panel surya, supaya sepeda ini dapat menghasilkan emisi karbon yang benar-benar nol, dari pengisian dayanya nol, dari penggunaannya juga tidak menghasilkan emisi karbon jadi benar-benar sangat ramah lingkungan,” katanya.
Tim Student Energy Unpad melakukan riset mengenai penggunaan sepeda motor di area kampus serta jumlah emisi karbon yang tercipta. Hasilnya, ada 1,3 juta emisi karbon alias CO2 yang tercipta per tahun dari para pengguna sepeda motor di area kampus Unpad.

Baca juga  Kunjungan Wapres, Isran: Selamat Datang Pak Kyai

Jumlah itu belum termasuk penggunaan kendaraan bermotor lain seperti mobil pribadi, mobil kampus, ataupun ojek online.

Mutiara mengatakan, “Kalau misalkan 95% mahasiswa mau beralih ke Easy Bike ini sangat signifikan dari per tahun itu untuk motor pribadi saja 1,3 juta ton emisi karbon. Jadi sangat signifikan kalau ini bisa diterapkan secara massal di kampus.”

Ide ini mendapat sambutan dari warga kampus seperti Kamarudin Anhar yang telah mencoba menaiki Easy Bike.

“Lumayan membantu, soalnya kalau bukan listrik itu capek. Soalnya jalan Unpad menanjak. Jadi lumayan membantu,”katanya.

Usai pandemi virus corona akankah bersepeda berlanjut jadi tren?
‘Ponsel saya ikut melakukan riset untuk melawan virus corona ketika saya tidur’
China pasang ratusan juta CCTV, mungkinkah warganya menghindar dari kamera-kamera pengawas itu?
Tak hanya warga kampus, Arif Rizka Fauzi seorang karyawan perusahaan rintisan yang berkantor di kawasan Unpad, Jatinangor-Sumedang mengatakan Easy Bike dapat membantunya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak alias BBM.

“Menurut saya ini sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari di sini karena selain untuk mengurangi konsumsi bahan bakar saya yang menggunakan motor, di sini juga untuk menghemat tenaga karena kontur Unpad yang berbukit sangat melelahkan jika kita hanya menggunakan sepeda biasa,” ujarnya.

Target produksi massal

Kecepatan Easy Bike maksimal 25 km/jam dengan jarak tempuh mencapai 30 kilometer.

Untuk pemakaian optimal, baterai sepeda listrik yang berkapasitas 10 ampere hour ini harus diisi daya selama dua jam.
Perancangnya melengkapi Easy Bike dengan GPS untuk mengantisipasi pencurian.

Baca juga  Menteri Sandi Tertib LHKPN, Tercatat Miliki Harta Rp10,6 Triliun

Inovasi sepeda listrik bertenaga surya ini meraih dua penghargaan tahun ini, yakni juara satu dan audience favorite dalam ajang Recharge Series Online Pitching Competition New Nexus Energy Indonesia dan juara satu LKTI Nasional Vosico yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang.

Namun para mahasiswa pengembang Easy Bike masih memiliki cita-cita lain: sepeda dapat diproduksi massal dan dapat digunakan oleh lebih banyak warga kampus.

Mereka merancang sepeda listrik ini dapat dipakai oleh mahasiswa dengan mekanisme sewa menggunakan kartu mahasiswa (KTM) yang dilengkapi barcode.

Ibaratnya KTM ini seperti uang elektronik sekaligus sebagai pembuka kunci sepeda yang terparkir di shelter.

Fasilitas isi ulang daya rencananya dibangun di shelter dengan istilah charging station.

“Konsep charging station nantinya berbentuk shelter. Jadi fungsinya itu akan ada dua. Fungsi pertama, fungsi pengecasan dan fungsi yang kedua, fungsi keamanan. Jadi kita bisa menjalankan locking sistem ketika sepeda itu masuk ke shelter tersebut. Sepeda tersebut disimpan akan terkunci dan sekaligus akan mengecas dan termasuk juga melindungi dari hujan karena di atapnya terdapat panel suryanya,” demikian kata Kenny, anggota tim pengembang Easy Bike.

Ide para mahasiswa ini didukung oleh pihak universitas yang memberikan pendampingan dalam proyek Easy Bike.

Ferry Faizal selaku dosen pembimbing menegaskan, “Tentu saja kami ingin ini diimplementasikan di kampus dan kalau bisa juga jadi model bisnis di tempat pariwisata dan sebagainya. Itu harapan kami ke depannya bisa jadi start up.”

Saat ini, sepeda listrik Easy Bike masih dalam tahap uji coba. Komponennya pun sebagian besar masih didominasi barang impor.

Namun untuk mengembangkannya, tim pengembang berencana menggandeng produsen lokal. Dalam pengembangan menuju target produksi massal, tim pengembang Easy Bike menyatakan juga memperhatikan faktor keamanan, misalnya motor yang dipasang di sepeda memiliki kecepatan maksimum 30 km/jam.

Targetnya sepeda ini mulai diproduksi massal dan mulai digunakan para mahasiswa Unpad mulai tahun 2021.

(ita/ita)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kaltim News

EO KALTIM

Borneo Land Promosindo percaya bahwa konsumen dan pemahaman pasar adalah cara terbaik untuk mengaktifkan kualitas dan merek

VENDOR EVENT DAN DESIGN

Jasa Tukang Interior, Stand Pameran, Spesial Desain, Partisi Pameran, Panggung, Backdroop, Photobooth, Flooring, Black Curtain, dan Dekorasi Event Lainya

OUTBOUND KALTIM

Outbound merupakan suatu bentuk kegiatan di alam terbuka yang berguna untuk mengembangkan kemampuan di bidang manajemen dan pengembangan diri.

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]