Press "Enter" to skip to content

2020 Capai 78,75 Persen Layanan Pelanggan, Berharap dari Bendungan Sepaku Semoi dan Embung Aji Raden

Bendungan Semoi Sepaku ditarget rampung 2021. (foto : pemprov.go.id)

BALIKPAPAN,PROKALTIM – Berdasarkan data cakupan pelayanan dan pertumbuhan pelanggan diakhir tahun 2020, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan sudah mencapai 78,75 persen.

Jumlah ini naik dari tahun 2019 lalu yang mencapai 78,22 persen. Apalagi kondisi pandemi Covid-19 membuat seluruh sektor ekonomi turut terdampak krisis ini.

Menurut Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, Haidir Effendi, cakupan layanan secara administrasi sudah 79 persen tapi belum 24 jam ngalirnya, yang bisa mengalir 24 jam itu baru 40 persen, sisanya 60 persen ngalirnya 12 jam bahkan ada yang 2-3 jam sehari.

Apalagi rencana ditahun 2024, perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke PPU Kaltim menjadikan kota Balikpapan sebagai penyangga IKN benar-benar harus siap, terutama suplai kebutuhan air bersih.

Alasannya, sebagai IKN tentunya harus disertai dengan fasilitas yang lengkap.
Yang sangat dasar tentu kebutuhan air bagi warga pendatang kedepannya. Balikpapan sebagai penyangga ibukota harus menyiapkan itu semua sejak dini.

“Perpindahan IKN itu jadi ngeri-ngeri sedap. Karena akan ada perpindahan penduduk hampir 1,5 juta orang ke IKN. Dan tentunya akan melalui Balikpapan dulu,” kata Haidir.

Nah untuk memenuhi kebutuhan air baku tersebut, lanjut Haidir, Bendungan Sepaku Semoi dan Embun AJi Raden bisa menjadi solusi ketersedian air di Balikpapan “Memang sih pemerintah pusat sangat care dengan Balikpapan untuk ketersedian air, dimana ada rencana pembangunan Bendungan Embun Aji Raden dan Sepaku Semoi,” katanya.

Untuk Embun Aji Raden, katanya jika terealisasi pengelolaannya menurut dirinya idealnya akan di gabung melalui Waduk Teritip. “Aliran air bisa sampai daerah Sepinggan dan beban yang ada di Batu Ampar bisa digeser ke bagian Barat,” harapnya.

Kenapa barat, karena Barat saat ini terkendala karena masih keroyokan, dimana separuh dari IPAM Kampung Damai, separuhnya lagi dari IPAM KM 8 Batu Ampar, karena 2 IPAM ini yang masih bisa menyuplai, meski ada instalasi di Kampung Baru tapi terbatas kapasitasnya dan airnya tidak ada.

Dijelaskan Haidir, rencana Sepaku-Semoi itu fokus di Barat melalui jalur kanan yang mana keluarnya dari Km 23, namun dirinya tidak tahu nanti konsep masuknya air itu, air baku atau air sudah jadi. Karena pemerintah yang punya program. Nah kalau yang kelola Sepaku, berarti yang masuk di ke Balikpapan tinggal bangun bak penampungan di Km 23.

“Bendungan dengan kapasitas volume sekitar 11 juta meter kubik ini sudah cukup lama direncanakan, utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan dengan kapasitas 2.500 liter perdetik,” paparnya.

Sementara untuk wilayah tengah masih cukup, hanya yang agak sulit daerah Kampung Timur dan Sumber Rejo, karena airnya susah dan kurang, selain itu daerah bukitnya ekstrim. Selanjutnya Gunung Guntur sudah aman, Sungai ampal yang masih sulit dimana airnya kurang yang pakai banyak.

“Kuncinya air baku, kalau infrastuktur bisa menyesuaikan. Yang jelas kami masih cari pola yang pas buat daerah yang jangkauannya aliran airnya kurang,” ungkapnya. (to)

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *