Search
Search
Close this search box.

Relawan Sepansa Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

BALIKPAPAN,PROKALTIM – Relawan Sedekah Peduli Bangsa (Sepansa) menggelar pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support bagi seorang rescuer atau petugas penyelamat dalam melakukan pertolongan pertama terhadap korban, pada Minggu sore (18/11/2022).

Dihelat di aula RT 37, Perumahan Rengganis, Balikpapan Selatan. Sosialisasi terkait BHD ini diikuti para pengurus dan relawan dari Sepansa, Samarinda Escorting ambulance (SEA) dan Balikpapan Escorting Ambulance (BEA). Sahabat Trainer, Iyan, yang langsung memberikan materi.

Dalam pemaparannya, Iyan menjelaskan, ada tiga hal yang sangat mendasar harus dipahami oleh seorang penolong atau penyelamat. Yaitu danger, response, dan shout for help atau yang kerap disingkat DRS.

Danger itu maksudnya adalah memastikan harus aman dari bahaya. Danger ini memiliki tiga tingkatan. Yakni memastikan aman diri atau aman penolong, juga aman lingkungan dan aman korban.

“Korban itu prioritas nomor tiga, seorang rescuer intinya jangan menambah korban atau jangan menambah cedera pada korban. Aman yang tiga ini dulu diperhatikan, baru melanjutkan yang lain,” ujar Iyan.

Kedua, response yaitu untuk mengetahui kesadaran atau tingkat keparahan dari korban. Respons ini dilakukan dengan meneriaki atau meminta korban untuk meminta membuka matanya. Kalau tidak ada respons, tepuk bahu korban. Bila tidak ada respons juga, langkah ketiga yang dilakukan adalah dengan rangsang nyeri.

“Biasanya orang kalau diberi respons nyeri, kalau pingsan, akan siuman. Tapi kalau diberi respons nyeri masih tidak ada respons, berarti dia unconscious atau pingsan. Kalau dia pingsan, kita tahu nih apa yang dilakukan selanjutnya,” paparnya.

Kemudian, langkah yang ketiga yang diambil seorang rescuer adalah shout for help, yaitu meminta bantuan. Dengan tanpa mengambil tindakan terlebih dahulu, rescuer menghubungi nomor-nomor telepon darurat dengan menyampaikan informasi yang lengkap.

“Sehingga yang dihubungi paham kita di mana dan apa yang akan mereka bawa,” sambungnya.

Meminta bantuan ini ini penting, selain terkait penanganan, juga agar bisa gantian ketika rescuer lelah dalam menjaga atau menangani korban, menolong untuk mengamankan wilayah sekitar dari gangguan yang lain, dan juga yang tidak kalah penting untuk bisa menjadi saksi bagi rescuer ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap korban seperti meningal dunia, bertambah parah dan lain sebagainya.

“Ini sering dilupakan karena rescuer panik,” katanya mewanti-wanti.

Demikianlah tiga hal tentang tiga langkah pertama yang harus dilakukan oleh rescuer. Fitriyadi meminta relawan Fornas Indonesia Rescue untuk memahaminya sehingga bisa melaksanakannya dengan baik ketika di lapangan. Tak lupa, harus juga diajarkan kepada orang lain.

“DRS itu harus sering-sering dipelajari, sering belatih, sering diajarkan. Intinya rescue itu belajar, berlatih dan mengajar. Semakin banyak orang tahu tentang kegawatdaruratan semakin banyak orang tertolong,” tandasnya. (far)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]