Search
Search
Close this search box.

BI Prediksi Ekonomi Tumbuh hingga 5,3 Persen

BALIKPAPAN, PROKALTIM – Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian golobal. Tidak terkecuali Indonesia.

Pandemi Covid-19 bahkan telah membuat ekonomi Indonesia mengalami resesi pada tahun 2020. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral berupaya untuk memberikan kontribusi yang terbaik.

Ke depan, BI akan mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah serta mendukung stabilitas sistem keuangan. Koordinasi kebijakan
dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat.

“Termasuk, implementasi paket kebijakan terpadu KSSK dengan fokus pada upaya untuk mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit atau pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan
ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Pemulihan perekonomian global, lanjutnya, diprakirakan semakin membaik. Perkembangan tersebut
sejalan dengan implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong mobilitas serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.

“Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju ditopang terutama oleh Amerika Serikat (AS), sedangkan di negara berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi Tiongkok dan India,” ungkap Perry.

Kinerja positif sejumlah indikator pada Januari 2021 mengonfirmasi berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS, Tiongkok, dan India melanjutkan fase ekspansi. Selain itu, penjualan ritel di Tiongkok dan
keyakinan konsumen di India juga terus meningkat.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada 2021 diprakirakan mencapai 5,1 persen. Lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya sebesar 5,0 persen,” lanjutnya.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara emerging, termasuk Indonesia. Sementara itu, ketidakpastian di pasar keuangan global diprakirakan menurun seiring dengan ekspektasi perbaikan perekonomian dunia.

“Kondisi likuiditas global juga tetap besar dan suku bunga tetap rendah sejalan dengan stimulus kebijakan moneter yang masih berlanjut. Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan menopang penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia,” paparnya.

Implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diprakirakan akan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan. Pada triwulan IV 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,19 persen (yoy), terutama karena masih lemahnya konsumsi swasta dan investasi bangunan sebagai dampak masih terbatasnya mobilitas akibat pandemi Covid-19.

“Meskipun lebih rendah dari perkiraan, ekonomi pada triwulan IV-2020 membaik dengan kontraksi yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,49 persen (yoy),” terangnya.

Secara keseluruhan tahun 2020 ekonomi terkontraksi 2,07 persen. Ke depan, perbaikan ekonomi domestik diperkirakan
akan berlanjut sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan akselerasi program vaksin nasional
oleh pemerintah.

“Perbaikan kinerja ekspor terus berlanjut pada beberapa komoditas, seperti CPO, batu bara dan besi baja, serta sejumlah produk manufaktur seperti kimia organik, kendaraan
bermotor, dan alas kaki yang kemudian akan mendorong kinerja sektoral,”jelasnya.

Perbaikan kinerja ekspor tercatat di sejumlah wilayah, khususnya Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua), Jawa, dan Sumatera. Sementara itu, untuk mendorong masih lemahnya permintaan domestik, sinergi kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat.

Sinergi kebijakan mencakup lima aspek, yaitu
pembukaan sektor-sektor produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial. Kemudian, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM.

“Untuk keseluruhan tahun 2021, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3 persen hingga 5,3 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen, sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2020,” pungkasnya. (dah)

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

PROKALTIM GROUP

Kategori Berita
Daerah

Pendaftaran Kolomnis Kaltimsiana

[gravityform id="3" title="false" description="false" ajax="true"]