SAMARINDA, PROKALTIM- Persoalan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 002 Samarinda Seberang, mencoreng Citra pendidikan di tanah air menimbulkan kontroversi dan komentar publik.
Bukan hanya tentang diusirnya salah satu murid kelas 4 B yang diketahui tak mengikuti pembelajaran secara daring selama pandemi Covid-19, dan hadir saat ujian kenaikan kelas, melainkan respon beberapa oknum guru yang berlebihan dan cenderung bertindak kasar.
Rina Zainun Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim yang turut mendampingi anak MF mengatakan bahwa benar kejadian tersebut diatas terjadi, namun pihaknya menyebut hanya terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dengan wali murid.
Dirinya yang didampingi kordinator lapangan serta relawan pendamping lainya, mengaku telah mendapatkan jawaban serta solusi terkait permasalahan terjadi.
“Masalahnya clear, kami sudah bertemu kepala sekolah dan disambut baik serta diberikan solusi untuk MF melanjutkan sekolah,” ungkapnya saat dikonfirmasi Jumat (3/6/2022) pagi tadi.
Tak hanya sampai disitu persoalan yang seharusnya sudah selesai dengan pihak sekolah, terjadi ketegangan antara oknum guru dengan salah satu relawan pendamping.
“Dari awal kami datang suasana sudah tidak nyaman guru yang menyambut kami sudah tegang duluan dengan nada tinggi,” jelasnya.
Rina sapaan akrabnya, menyayangkan akan kejadian yang terjadi, karena baginya masih didalam lingkungan sekolah dan sebagaimana mestinya guru adalah pengayom dan panutan bagi murid serta lingkungannya.
“Tidak menunjukkan sikap sebagai panutan,” sesalnya.
Kendati demikian pihaknya dengan penuh harapan hal serupa tidak terjadi lagi disekolah tersebut dan disekolah lainya.
“Alhamdulillah kami tidak terpancing emosi dan menghadapi semua dengan kepala dingin,” imbuhnya. (Psd/adl)