BALIKPAPAN,PROKALTIM – Keadaan lalu lintas di kota Balikpapan yang disebut Bersih aman dan nyaman (Beriman). Kota Balikpapan merupakan gerbang utama menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, keduanya merupakan yang tersibuk di Kalimatan.
Apalagi di wilayah Balikpapan Timur ini semakin padat, bahkan sudah sering dijumpai kemacetan di sejumlah akses-akses jalan. Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia semakin menguat ke daerah Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan pun akan menjadi satu-satunya kota sebagai penyanggah serta akses untuk mensukseskan pembangunan tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Muhammad Taqwa mengatakan, menurutnya potensi kemacetan Balikpapan, khususnya di wilayah Balikpapan Timur akan terus meningkat, dan harus segera berbenah dalam penambahan infrastruktur jalan demi menjadikan solusi.
“Secara ekonomi, sekarang kita sudah merasakan aura-aura kemacetan, apalagi saat jam pergi dan pulang kerja, makanya Infastruktur jalan itu mutlak dibutuhkan, demi hubungan konektifitas antar wilayah yang lancar,” kata Muhammad Taqwa kepada media, beberapa waktu lalu..
Politisi fraksi Gerindra juga menyampaikan, secara sosial ini perlu ada eksekusi terobosan-terbosan rekayasa lalu lintas, lanjutnya, untuk itu perlunya jalur alternatif lain agar hal tersebut tidak berkelanjutan.
“Grafik kemacetan ini akan terus meningkat dan harus dibenahi dari sekarang,” ucapnya.
Menurutnya, penyebab kemacetan lainnya juga disebabkan akses keluar masuknya jalan tol di daerah Balikpapan Timur yang masih menggunakan jalur yang sama dengan pengendara reguler.
“Sekarang saja jalan tol yang kita banggakan di Manggar itu, kalau sore apalagi weekend disana macetnya bisa sampai Batakan. Jadi kalau tidak ada alternatif jalan lain ini bisa semakin crowded (sesak, sumpek, padat),” ungkapnya.
Muhammad Taqwa menyebut, bahwa jalan Transat Kilo 8 di Balikpapan Utara yang bisa berkonektifitas ke Selatan dan Timur, bisa menjadi solusi dan pengurai kemacetan.
“Sehingga pengendara pengguna jalan tol dari kilo maupun Samarinda yang ingin keluar dan masuk ke balikpapan timur dan selatan bisa dialikan, tanpa harus menggunakan jalan yang sama dengan pengendara reguler,” terangnya.
Lanjutnya, secara ekonomi ini menguntungkan sekali, jikalau ada jalur penghubung yang bisa mengefektifkan jarak yang ditempuh dari satu atau dua jam menjadi setengah jam. (to)