SAMARINDA, PROKALTIM- Bukan Kampung Kardus yang ada di Pondok Kelapa Jakarta, bukan juga yang ada di Bondowoso, ini ada di Samarinda, 19 Jiwa berkumpul, rumah alakadar berdinding kardus, anak-anak tak bersekolah walau ingin, ada apa?
Mata tertuju pada sebuah komplek pemakaman yang dikelola oleh sebuah yayasan di Jalan AW Sjahrani Gang Walet I Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara, awal Juni ini.
Berbaris rapi susunan makam dihiasi rumput karpet hijau dan batu marmer hitam sebagai penandanya, tak jauh dari lokasi makam, berjejer bangunan kumuh yang beralaskan tanah, berdindingkan kardus beratap spanduk bekas lusuh jauh dari kata layak untuk sebuah tempat tinggal, inilah Kampung Kardus.
Pantauan Prokaltim.com dilokasi, pada Rabu (8/6/2022) siang lalu, terdapat 19 jiwa yang terdiri 7 kepala keluarga menghuni lokasi tersebut.
Anak-anak berlari, hatinya senang tapi tertahan, harusnya bermain dan belajar jadi satu paket yang didapatkan anak-anak ini, namun mereka harus “bekerja”, cari uang, walau kebersihan jadi nomor dua, terlihat dari kulit anak-anak, entah scabies atau penyakit kulit lain.
Mama Putri (26) –bukan nama sebenarnya,–, mengaku telah bermukim dilokasi tersebut 10 tahun lamanya dengan kondisi yang serba seadanya.
Dirinya mengaku kalau semua yang tinggal disini hanya bekerja mengumpulkan barang bekas dari tempat sampah.
Dengan hasil bila beruntung Rp.50 ribu dalam sehari, yang diupayakan cukup untuk keberlangsungan hidup.
“Kita mulung semua disini, kadang anak-anak ikut juga,” serunya.
Saat disinggung terkait mengapa anak-anak disini tidak bersekolah, dirinya menyebut tak memiliki data kependudukan dan biaya.
“Tapi anaknya juga kadang gak mau kalau disuruh sekolah,” jelasnya.
Guna memastikan status keberadaan Warga Kampung Kardus, kami berkesempatan bertemu Lurah Sempaja Barat Fahmi Fakhrurozi, dirinya menjelaskan kalau baru mengetahui lokasi tersebut dihuni hingga 19 jiwa.
“Sebelumnya saya mengira hanya beberapa orang yang tinggal disini, dan hanya jadi tempat penumpukan barang bekas,” ungkap Fahmi.
Terkait data kependudukan yang sesuai dengan domisili wilayah yang dirinya pimpin, pihaknya menyebut hanya 1 kepala keluarga (KK) yang terdaftar.
“Masuk diwilayah RT. 02, namun hanya 1 KK saja yang terdata,” sebutnya.
Mengenai status kepemilikan lahan yang di jadikan kampung kardus, pihaknya menjelaskan, untuk kepastiannya pihaknya akan berkordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Arsip Daerah (BPKAD) Kota Samarinda.
“Kita akan pikirkan bersama untuk mencari solusi bagi mereka yang tinggal disini,” tandasnya. (psg/adl)